Sekadar contoh kasus, misalnya, kata "meme" dan "milenial" (yang diserap dari "meme" dan "millenial"), pada akhirnya sukses masuk KBBI setelah sedemikian populernya digunakan masyarakat Indonesia, terutama dalam tahun-tahun jelang pemilu 2019, yang banyak menggunakan dua kata tersebut baik dalam kampanye maupun dalam pergaulan keseharian dalam suatu negara yang konon diberkahi bonus demografi generasi milenial ini.
Demikian juga dengan "partner", "platform", dan "vendor" yang bernasib baik serupa, yang mungkin karena kontribusi faktor kebutuhan masyarakat dan faktor kepraktisan pelafalan atau penulisan serta kelaziman penggunaan di tengah masyarakat.
Ada juga kisah tragis tersungkurnya "sangkil" dan "mangkus" yang semula diperkenalkan oleh Pusat Bahasa untuk menggantikan istilah "efektif" dan "efisien" (yang diserap dari kata "effective" dan "efficient").
Dua kata tersebut jarang sekali digunakan, bahkan dapat dikatakan langka. Kehadirannya relatif hanya mengisi ruang sunyi dalam kamus atau arsip kata kalangan elite pujangga, yang berjarak dari masyarakat awam.
Takdir serupa yang tampaknya bakal dijumpai oleh padanan istilah kata bidang komputer dan teknologi informasi (TI) seperti "peladen" (server), "diska lepas" (flash disc, yang justru salah kaprah dan salah terjemahan, karena versi bahasa Inggris yang tepat sebetulnya "flash drive"), atau "tembolok" atau "memori singgahan" untuk padanan "cache".
Nah, kembali ke konteks padanan kata untuk "superhero", kita tunggu saja manakah kata yang akan lebih berjaya atau yang manakah yang akan punah: superhero, pahlawan super, hero, adiwira, adisatria, kesatria, satria, atau jawara adidaya. Biarlah waktu dan khalayak ramai yang akan menjadi hakim penentunya.
Untuk sementara waktu ini, kita nikmati saja pertarungan kata-kata tersebut di ruang publik dan dalam ranah sosial budaya bangsa kita sebagai suatu intellectual exercise (pergulatan intelektual) guna memperkaya kematangan dan kedewasaan bahasa persatuan nasional kita, Bahasa Indonesia.
Ingat ya, Bahasa Indonesia, bukan sekadar Bahasa.
Karet Tieng Shin, 5 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H