Konon, menurut kajian budaya, inilah sisa mental inlander alias mental kaum terjajah warisan jaman kolonial, yang selalu memandang bahasa kaum penjajahnya (baca: bangsa Eropa) lebih tinggi atau mulia ketimbang bahasa kaumnya sendiri.
Contohnya, ada sebuah kompleks apartemen milik pengusaha lokal di kawasan Pengadegan, Pancoran, Jaksel, yang terletak di tepi Kali Ciliwung, yang diberi nama Riverside Apartment.
Sebetulnya jika sang pengembang atau pemilik apartemen itu berkomitmen kuat untuk tetap taat asas berbahasa Indonesia, toh apartemennya tetap bisa diberi nama versi bahasa Indonesia dengan tetap kreatif dan menarik kok. Misalnya, Griya Girli atau Wisma Pinka. Artinya, bangunan atau tempat tinggal di pinggir kali.
Namun, itulah perkara nama yang tak sekadar nama.
Jadi, Anda pilih mana, Kopi Tubruk Hitam atau Black Coffee?
Kramat Babakan, 3 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H