Seusai menghadiri suatu acara publik di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, saya bersama beberapa orang kawan melintasi Jalan Veteran I, yang terletak tak jauh dari Istana Negara, untuk menuju Stasiun Juanda. Di ujung jalan itu, pandangan saya tertumbuk pada plang nama sebuah restoran. Tertulis "ASN Resto & Coffee".Â
Sebagai seorang konsultan bahasa, naluri pedantis atau polisi bahasa (grammar police) saya tergelitik untuk mengoreksi tulisan tersebut.
Apa yang salah?
Alih-alih "Resto & Coffee", semestinya "Resto & Cafe" berdasarkan asas paralelisme atau prinsip kesejajaran secara linguistik. Karena "Resto" (menurut situs kamus daring lexico.com adalah singkatan yang diciptakan pada 1980-an) yang merupakan kependekan dari "Restaurant" adalah sebuah tempat, maka semestinya pendampingnya adalah "Cafe" yang merupakan tempat ngopi, dan bukan "Coffee" yang merupakan jenis benda atau sajiannya.Â
Selidik punya selidik, tampaknya ini kesalahkaprahan massal, karena, ada banyak tempat makan atau restoran selain jaringan "ASN Resto & Coffee", setidaknya di wilayah Jabodetabek, yang menggunakan nama dengan embel-embel "Resto & Coffee". Inilah problem kita bersama. Karena semestinya kita harus membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa.
Kembali ke pokok bahasan, berikutnya, jika Anda juga iseng untuk menerjemahkan kata "ASN" yang merupakan kependekan dari Aparatur Sipil Negara (dahulu PNS atau Pegawai Sipil Negara) dengan alasan asas paralelisme seperti di atas, maka semestinya yang benar adalah "Civil Servant Resto & Cafe".
Namun selalu ada pengecualian dalam bahasa. Mengingat nama tempat itu termasuk nama jaringan restoran dan kafe milik salah satu instansi pemerintah, maka nama "ASN Resto & Coffee" itu tergolong suatu nama produk atau brand atau jenama yang punya hak istimewa untuk tidak diubah, jadi, biarkan saja apa adanya.
Dalam hal ini, juga akan sangat kocak nan ganjil jika, misalnya, Kentucky Fried Chicken diterjemahkan menjadi Ayam Goreng Kentucky (nanti bisa dikira satu grup usaha dengan Ayam Goreng Suharti atau Ayam Goreng Mbok Berek!) atau jika Breadtalk dialihbahasakan menjadi Bincang Roti, kendati dengan alasan pelokalan bahasa. Nasionalisme bahasa tidaklah sesempit itu, Bro.
Terkait nama restoran itu, pikiran iseng saya mengembara. Jika di daerah pusat kota, namanya Resto & Cafe, mungkin jika di pinggiran kota atau perkampungan, namanya "Warkop PNS", saya membatin.
Tapi jelas beda nama, beda harga.
William Shakespeare, seorang sastrawan legendaris Inggris yang masyhur dengan beragam karyanya, antara lain Hamlet dan Romeo and Juliet, memang pernah mendalilkan tentang nama dalam salah satu karya sastranya, yang kemudian kutipannya populer di seantero kolong jagat ini.