Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Amalkan Ini Maka Dosa Kita Terhapus

22 Februari 2020   20:39 Diperbarui: 22 Februari 2020   21:03 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian judul kajian keislaman dua pekanan di Mushola Al-Ittihad, Wisma Kota BNI 46, pada awal Februari 2020. Kajian rutin saban Selasa ba'da (selepas) sholat Zuhur ini biasanya diselenggarakan di sebuah mushola di lantai rubanah (ruang bawah tanah) atau basemen.

Hadirin yang datang, lelaki dan perempuan, adalah jamaah sholat Zuhur yang mayoritas merupakan pekerja atau pegawai di di salah satu gedung perkantoran di jantung kota DKI (Daerah Khusus Ibu Kota) Jakarta tersebut. Sementara asatiz (para ustaz) atau para pemateri yang diundang rata-rata adalah ustaz lulusan fakultas syariah atau ilmu agama lulusan Timur Tengah yang minimal bergelar License (LC). License adalah istilah gelar kesarjanaan setara S-1 (strata satu) untuk alumnus fakultas di Timur Tengah.

Termasuk salah satu pemateri dalam kajian tersebut, yakni Ustaz Maulana Faisal, LC, MA, yang berbagai video ceramahnya tersebar di banyak kanal Youtube. Kali ini sang ustaz muda namun berilmu serta berwawasan luas ini menyampaikan taushiyah atau ceramah singkat tentang apa itu dosa dan apa saja amalan penghapus dosa dalam syariat agama Islam.

Apa itu dosa?

Dalam Hadis Arba'in (kumpulan 40 hadis utama) yang disusun oleh Syaikh Imam Nawawi, dalam salah satu hadisnya disebutkan bahwa "Kebajikan adalah akhlak terpuji, sedangkan dosa adalah apa yang meresahkan jiwamu serta engkau tidak suka apabila masalah itu diketahui orang lain." (Hadis Riwayat Muslim)

Dalam hadis lain yang diterangkan oleh Wabishah bin Ma'bad, ia berkata, "Aku mendatangi Rasulullah, dan beliau bertanya, "Engkau datang untuk bertanya tentang kebajikan?" Aku menjawab, "Ya, benar."

Rasulullah bersabda, "Tanyakan pada hatimu sendiri! Kebajikan adalah sesuatu yang membuat jiwamu tenang dan hatimu tenteram, sedangkan dosa adalah sesuatu yang menimbulkan keraguan dalam jiwa dan rasa gundah dalam dada, meski telah berulang kali manusia memberi fatwa kepadamu." (Hadis Riwayat Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Ad-Darimi)

Amalan penghapus dosa

Dalam ceramahnya yang berdurasi sekitar satu jam dalam kajian tersebut, Ustaz Maulana Faisal menyampaikan beberapa amalan pokok penghapus dosa berdasarkan dalil Al-Qur'an dan Hadis Rasulullah atau Nabi Muhammad SAW (Shollahu 'Alaihi Wassalam).

Menurutnya, untuk menghapus dosa, ada beberapa amalan yang dapat dilakukan secara kontinyu (dawwam) oleh umat Muslim, antara lain:

(1) Taubat nasuha (taubat murni). Inilah taubat yang sebenar-benarnya, bukan tobat sambel atau kapok lombok yang sifatnya temporer atau sementara waktu saja. Dalil naqli (berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah) tentang Taubat Nasuha ada di Surah At-Tahrim ayat 8 (66:8), yang merupakan satu-satunya dalil dalam Al-Qur'an tentang taubat nasuha.

Taubat atau tobat nasuha adalah berhenti total melakukan perbuatan dosa, penyesalan mendalam, dan tidak mengulangi perbuatan dosa itu lagi.

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabb-mu atau Tuhanmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (Surah At-Tahrim, 66:8).

Jika dosa atau kesalahan itu dilakukan kepada manusia atau masyarakat luas, syarat pertobatannya ditambah dengan kewajiban meminta maaf atau mengembalikan uang, harta atau barang yang diambil atau dicuri. Hal ini berlaku termasuk bagi para pencuri atau koruptor.

(2) Sholat sunah Qabliyah (sebelum) dan Ba'diyah (sesudah) Zuhur 4 (empat) rakaat (masing-masing dengan dua kali salam setelah tahiyat akhir). Dalilnya adalah salah satu hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

(3) Membaca Sayyidul Istighfar (penghulu Istighfar atau istighfar utama atau pemuncak) sebanyak 2 (dua) kali dalam sehari semalam (seharmal).

Lafaznya: "Allahumma anta robbi laa ilaha illa anta kholaqtani wa ana 'abduka wa wa ana 'ala ahdika wa wa'dhika mastatho'tu, 'auzubika min syarrima shonaqtu, abu'u laka bi niqmatika 'alayya wa abu'u bi zambi faghfirli fa innahu laa yaghfiruz zunuba illa anta."

Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tiada ilah atau tuhan yang berhak aku sembah selain Engkau. Engkau ciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas janji-Mu, semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui banyaknya nikmat (yang Engkau anugerahkan) kepadaku, dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah aku. Karena sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau."

(4) Membaca subhanallahu wa bi hamdihi 100 (seratus) kali dalam seharmal.

Artinya: "Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah yang Maha Agung."

Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya sebaik-baik ucapan kepada Allah SWT adalah kalimat subhanallahu wa bihamdihi." (Hadis Riwayat Muslim dan Tirmidzi)

Amalan Sayyidul Istighfar dan tasbih ini selain menghapus dosa juga, Insya Allah, memudahkan jalan kita ke jannah (surga) kelak.

(5) Membaca Surah Al-Ikhlas 10 (sepuluh) kali dalam seharmal (dapat dicicil dibaca dua kali setiap selesai shalat wajib lima waktu). Pahalanya adalah Allah akan dirikan rumah indah di surga khusus untuk masing-masing kita, Muslim dan Muslimah yang bertakwa.

(6) Takbir 1 (satu) kali setelah salam terakhir pada setiap sholat (wajib atau sunah). Inilah sunnah Rasulullah yang banyak ditinggalkan dan dilupakan umat Muslim.

(7) Berzikir Subhanallah (tasbih), Alhamdulillah (hamdalah), dan Allahu Akbar (takbir) masing-masing 33 (tiga puluh tiga) kali setiap selesai sholat lima waktu.

(8) Memberikan kelonggaran (waktu atau pembayaran) kepada orang yang berutang kepada kita, atau bahkan membebaskan utangnya. Dalam hal ini membebaskan utang yang bersangkutan merupakan hal yang lebih utama, sesuai kesanggupan dan keikhlasan kita.

Tampak jelas dari sekian poin amalan penghapus dosa tersebut, urusan dosa dan penghapusannya bukan hanya terkait dengan aspek ukhrowi (keakhiratan) atau ritual ibadah tapi juga terkait dengan aspek muammalah (aspek sosial kemasyarakatan), seperti, misalnya, membantu memberikan kelonggaran pembayaran utang kepada orang yang memerlukan.

Ridho Allah

Salah satu hal yang patut diingat adalah bahwa tidak serta merta kita boleh merasa jumawa atau berbangga hati bahwa jika kita telah mengamalkan amalan-amalan tersebut secara rutin maka dosa kita niscaya mutlak terhapus sepenuhnya, karena segalanya tergantung ridho Allah. Allah jua yang akan menilai dengan mizan atau timbangan yang seadil-adilnya apakah segenap amalan, perbuatan dan ritual ibadah kita tersebut benar-benar ikhlas lillahi ta'ala (demi Allah) atau tidak.

Faktor husnul khotimah (akhir kematian yang baik) kita kelak atau masuk surganya kita kelak bukan semata-mata karena banyaknya amalan atau ibadah yang diperbuat tapi lebih pada ridhonya Allah atas segala amal perbuatan kita di dunia, termasuk dalam hal hubungan sosial kita dengan sesama manusia, baik yang seagama maupun dengan yang di luar agama kita, atau bahkan yang tidak beragama.

Untuk itu, teruslah beramal saleh dalam skala pribadi maupun sosial serta menjalankan ritual ibadah secara rutin sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya di setiap kesempatan dengan niat lillahi ta'ala demi memohonkan penghapusan dosa serta, terutama, menggapai keridhoan Allah.

Mari secara khusyuk kita lafazkan dalam hati dan di lisan kita, "Allah, anta robbi wa anta maqsudi, wa ridhoka matlubi". Allah, Engkaulah Tuhanku dan Engkaulah tujuanku, dan ridho-Mu adalah dambaanku.

Wallahu a'lam bisshawwab.

Sudirman, 4-22 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun