Amalan Sayyidul Istighfar dan tasbih ini selain menghapus dosa juga, Insya Allah, memudahkan jalan kita ke jannah (surga) kelak.
(5) Membaca Surah Al-Ikhlas 10 (sepuluh) kali dalam seharmal (dapat dicicil dibaca dua kali setiap selesai shalat wajib lima waktu). Pahalanya adalah Allah akan dirikan rumah indah di surga khusus untuk masing-masing kita, Muslim dan Muslimah yang bertakwa.
(6) Takbir 1 (satu) kali setelah salam terakhir pada setiap sholat (wajib atau sunah). Inilah sunnah Rasulullah yang banyak ditinggalkan dan dilupakan umat Muslim.
(7) Berzikir Subhanallah (tasbih), Alhamdulillah (hamdalah), dan Allahu Akbar (takbir) masing-masing 33 (tiga puluh tiga) kali setiap selesai sholat lima waktu.
(8) Memberikan kelonggaran (waktu atau pembayaran) kepada orang yang berutang kepada kita, atau bahkan membebaskan utangnya. Dalam hal ini membebaskan utang yang bersangkutan merupakan hal yang lebih utama, sesuai kesanggupan dan keikhlasan kita.
Tampak jelas dari sekian poin amalan penghapus dosa tersebut, urusan dosa dan penghapusannya bukan hanya terkait dengan aspek ukhrowi (keakhiratan) atau ritual ibadah tapi juga terkait dengan aspek muammalah (aspek sosial kemasyarakatan), seperti, misalnya, membantu memberikan kelonggaran pembayaran utang kepada orang yang memerlukan.
Ridho Allah
Salah satu hal yang patut diingat adalah bahwa tidak serta merta kita boleh merasa jumawa atau berbangga hati bahwa jika kita telah mengamalkan amalan-amalan tersebut secara rutin maka dosa kita niscaya mutlak terhapus sepenuhnya, karena segalanya tergantung ridho Allah. Allah jua yang akan menilai dengan mizan atau timbangan yang seadil-adilnya apakah segenap amalan, perbuatan dan ritual ibadah kita tersebut benar-benar ikhlas lillahi ta'ala (demi Allah) atau tidak.
Faktor husnul khotimah (akhir kematian yang baik) kita kelak atau masuk surganya kita kelak bukan semata-mata karena banyaknya amalan atau ibadah yang diperbuat tapi lebih pada ridhonya Allah atas segala amal perbuatan kita di dunia, termasuk dalam hal hubungan sosial kita dengan sesama manusia, baik yang seagama maupun dengan yang di luar agama kita, atau bahkan yang tidak beragama.
Untuk itu, teruslah beramal saleh dalam skala pribadi maupun sosial serta menjalankan ritual ibadah secara rutin sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya di setiap kesempatan dengan niat lillahi ta'ala demi memohonkan penghapusan dosa serta, terutama, menggapai keridhoan Allah.
Mari secara khusyuk kita lafazkan dalam hati dan di lisan kita, "Allah, anta robbi wa anta maqsudi, wa ridhoka matlubi". Allah, Engkaulah Tuhanku dan Engkaulah tujuanku, dan ridho-Mu adalah dambaanku.