Mohon tunggu...
Nursainah
Nursainah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa FKM

Mahasiswa FKM

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Program Jaminan Kesehatan Nasional terhadap Layanan Kesehatan Pasien Kanker Serviks

7 April 2022   09:51 Diperbarui: 7 April 2022   10:47 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stadium kanker serviks memiliki beberapa tingkatan, mulai dari stadium 0, stadium 1, stadium 2, stadium 3, dan stadium 4. Di stadium yang paling dini berupa karsinoma in situ, masa perawatannya rata-rata berkisar 1-4 hari, kondisi ini sedikit berbeda dengan stadium IA yang mengwajibkan pasien menjalani operasi dan menghabiskan 7 hari dengan kehilangan hari produktif yang sama. 

Selain itu, pada pasien stadium lebih lanjut yang membutuhkan tindakan operasi serta kemoterapi mapun radiasi, pasien harus dirawat selama 30 hari dengan kehilangan hari produktif lebih dari 5 bulan.  

JKN mengajak masyarakat melakukan upaya pencegahan melalui pemeriksaan Pap Smear yaitu mendeteksi kanker leher Rahim (serviks) pada wanita. Pap smear juga dapat menemukan sel-sel abnormal (sel prakanker) dileher Rahim yang dapat berkembang menjadi kanker. Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel diserviks. 

Melalui  pemeriksaan papsmear dilaboraturium akan dilakukan bisa ditemukan adanya infeksi HPV dan sel-sel yang abnormal yang bisa menjadi sel kanker  jika diketahui sejak dini tahap awal infeksi, kemudian kita dapat segera dilakukan tindakan pencegahan dan pengobatan agar tidak menjadi lebih parah lagi. Tes pap Smear dan inspeksi visual asam asetat (IVA) adalah cara yang praktis untuk mendeteksi dini kanker serviks.

Kini, pasien BPJS kesehatan mendapat kesempatan untuk melakukan pemeriksaan diri untuk mendeteksi kanker serviks secara dini di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan lembaga yang telah bekerja sama dengan BPJS seperti yayasan kanker Indonesia. 

Pasien juga tidak perlu membayar biayanya karena deteksi dini kanker serviks ini masuk dalam skema pembiayaan program, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pasien yang terdiagnosis kanker serviks yang berstatus menikah dan bekerja sebagai IRT. Secara keseluruhan, 80% pasien menggunakan jaminan kesehatan untuk pembiayaan layanan kesehatan, berupa BPJS, Jamkesmas atau asuransi swasta dan ASKES.

Upaya ini merupakan program berbasis managed care yang sudah diterapkan BPJS kesehatan, ada 4 prinsip dasar di dalam pelanksanaannya, yaitu promotive, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. 

Dengan adanya prinsip dasar ini bisa mengoptimalisasikan fungsi promotif, dan preventif, BPJS juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya melakukan deteksi dini kanker leher Rahim atau serviks.

Setelah 4 tahun berlangsungnya program JKN, belum ada penelitian tentang dampak JKN terhadap penurunan keterlambatan diagnosis dan penanganan kanker serviks yang ditandai dari jumlah kanker serviks stadium lanjut yang terdiagnosis. 

Nyatanya JKN telah terbukti meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, dan juga mendorong masyarakat melakukan upaya deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan Pap Smear yang bertujuan agar pasien dapat diterapi pada stadium yang lebih awal. Agar kasus kanker serviks ini dapat berkurang seiring dengan berjalannya waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun