Mohon tunggu...
nursaidr
nursaidr Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Fulltime blogger di www.nursaidr.com.

blogger di www.nursaidr.com. Danone Blogger Academy 2 Socmed IG/Tw: @nursaidr_

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Edy Fajar, Pegiat Sampah Plastik untuk Ibu-ibu hingga Narapidana Teroris

9 November 2018   14:20 Diperbarui: 10 November 2018   01:13 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
program pendidikan di kampung Kedaung

Langkah awal meniti ide-ide yang sudah disusun tidak semudah membuang jarum ke dalam tumpukan jerami. Menapaki jalan setapak di bilangan Ciledug, ada banyak kendala yang Edy dapat, seperti niat baiknya dipertanyakan lebih masak oleh tokoh setempat, menolak karena ingin langsung mendapatkan bantuan beruapa uang. 

Fasilitas apa yang akan diberikan dan lainnya. Ibarat dari 10, hanya satu yang kala itu mau menerima tawaran kerjasamanya. Akhirnya, dibuatlah komitmen kepada tim untuk mendapatkan binaan sampai berhasil.

Berhasil membina satu warga, Edy pindah ke lokasi lain, Kedaung, Tangerang Selatan. Berkat satu binaan yang telah berhasil ia bina. Banyak dari masyarakat Kedaung tertarik mengikuti programnya.

Secara intensif, ibu-ibu di kampung Kedaung ini mendapatkan pembinaan dasar selama satu bulan, satu pekan dua kali pertemuan. Hal awal yang diajarkan adalah menekankan pemikiran mendasar mengenai gerakan pilah sampah.

Bagi Edy, ibu-ibu yang tergabung sudah harus memiliki rasa tanggung jawab dari sampah yang mereka produksi sendiri. Barulah, penyelesaian pengurangan sampah dilakukan dengan pendekatan handycraft.

Ketekunan dan semangat warga Kedaung mampu memperlihatkan kelihaian tangan-tangan seorang ibu dalam membuat aneka produk kerajinan. Puas dengan hasilnya, Edy pun memberikan mesin jahit kepada warga kampung Kedaung, dan ia carikan perusahaan untuk diaktivasi pemberdayaan tersebut.

Hingga kini, binaan ibu-ibu di Kedaung mampu menghasilkan aneka produk crafting, kerajinan tangan, karikatur sampah, dompet dan aksesoris. Seluruh produk ini mampu meraup keuntungan 900% dengan pembagian hasil 70:30. 70% diberikan kepada warga ibu-ibu Kedaung, 30% dialokasikan untuk maintanance program Ebi Bag.

Untuk distribusinya sendiri, dua model penjualan secara teknis. Business to business dan business to customer.

B2B, menjadi model bisnis di mana melalui Ebi Bag bekerjasama dengan perusahaan. Modelnya, membeli produk secara massal dengan menyesuaikan value yang diinginkan oleh perusahaan tersebut.

bazar aneka produk Ebi Bag
bazar aneka produk Ebi Bag
Sedangkan B2C nya, penjualan dilakukan langsung ke pengguna akhir. Seperti buka bazar di pameran, maupun penjualan online. Atau, bisa saja diterapkan sistem jual beli putus. Aneka kerajinan tangan yang diolah ibu-ibu akan dibeli Ebi Bag seutuhnya, dan selebihnya Edy bersama kawan-kawannya yang akan menjualnya.

Kesuksesan dari program Ebi Bag tidak lepas juga dari kerjasama setiap mahasiswa yang memiliki kempetisi di bidangnya masing-masing. Di sini, Edy banyak berkolaborasi dengan berbagai lini mahasiswa entrepreneur yang kompeten. Menurutnya, berkolaborasi jauh lebih bernilai, dan lebih berarti daripada sekedar berkompetisi.

Edy, berkolaborasi dengan Banten House
Edy, berkolaborasi dengan Banten House
Pengalaman Edy Fajar Masuk ke Penjara Narapida Teroris

Memiliki niatan untuk bisa masuk ke lingkup lapas pernah terbesit dalam benak Edy. Tapi, siapa sangka kalau melalui Ebi Bag ia berhasil menjadi salah satu vendor di bidang bisnis handycraft yang diajak bekerjasama dengan BNPT dan masuk ke lapas khusus Terorisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun