4. Mencatut nama tokoh berpengaruh  atau pakai nama mirip media terkenal.
5. Memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat.
6. Judul dan pengantarnya provokatif dan tidak cocok dengan isinya.
7. Memberi penjulukan.
8. Menggunakan argumen dan data yang sangat teknis supaya nampak ilmiah dan dipercaya.
9. Artikel yang ditulis biasanya menyembunyikan fakta dan data serta memeilintir pernyataan narasumber.
10. Berita ini biasanya ditulis oleh media yang tidak jelas alamat dan susunan redaksinya.
11. Manipulasi foto dan keterangannya. Foto-foto yang digunakan biasanya sudah lama dan berasal dari kejadian di tempat lain dan keteranganya juga dimanipulasi.
Dari poin-poin di atas. Biasanya, berita hoax yang sering dijumpai seperti tidak ada sumber media yang jelas, tidak mencantumkan tanggal waktu publishnya, isi berita menyudutkan/konten negatif, dan adanya ancaman jika tidak menyebarkan ulang berita tersebut.
Sehingga, tujuan dari si profesional pembuat berita hoax ini bisa terwujud. Seperti, ingin menyulut kemarahan, menebarkan kebencian, melakukan profokasi dan melakukan hasutan yang mampu menciptakan pemberontakan.
Tujuan ini dimulai dari membentuk sebuah persepsi negatif melalui manipulasi informasi ke pikiran pembaca. Sehingga, opini negatif yang dilahap mentah-mentah inilah mampu memecah belah bangsa Indonesia.