Ohhh... Nikmat.
Kau memang sempurna untuk ku miliki.
Namun sekarang! kau sekarat.
Untuk bernafas pun kau susah.
Butuh bantuan mulut untuk bisa bernafas.
Sehingga, untuk  makan kau tak bisa.
Karena kau menggunakan mulutmu untuk bernafas.
Ohhh... Sayang.
Sungguh aku tak tega melihatmu seperti ini.
Aku rindu suara merdumu, bukan suara batukmu.
Aku rindu ciumanmu, bukan semprotan liurmu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!