Mohon tunggu...
NurRohmatus
NurRohmatus Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

Bismillah (:

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara Mengajarkan Anak untuk Memaafkan

25 November 2019   05:37 Diperbarui: 25 November 2019   05:51 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : peakpx.com

Rebutan mainan bahkan saling memukul adalah hal yang wajar dilakukan oleh anak anak, kita akan sering melihat hal seperti itu jika lingkungan sekitar kita terdapat anak anak atau bahkan di dalam rumah ada anak anak.

Respon sebagai seseorang yang sudah tidak lagi anak anak akan secara spontan melerai pertikaian yang dilakukan oleh anak anak dan kemudian menyuruh untuk saling baikan dan salinh memaafkan. Dengan memaafkan maka anak anak akan bermain dan berteman dengan nyaman.

Tapi apakah mereka berpikir seperti itu juga ?

Anak anak masih tergolong dalam berpikir egosentris, dimana mereka masih berpikir dari sudut pandang dirinya sendiri untuk menilai dan melihat segala sesuatu. Perihal memahami bahwa jika dirinya melakukan suatu hal yang tidak menyenangkan dan kemudian bisa menyebabkan orang lain bisa marah, belum dapat dilakukan oleh anak anak.

Yang sering mereka lakukan saat teman sepermainan nya marah adalah dengan ikut marah, kemudian menangis, permainan terhenti sejenak, dan kemudian mereka berbaikan lagi. Itulah dunia anak anak, sebenarnya tanpa bantuan dari orang lain pun mereka sudah bisa belajar memahami dan juga saling memaafkan.

Meskipun demikian tetap saja anak harus diajarkan untuk belajar kata "maaf", berikut caranya :

1. Beri Contoh Memaafkan

Anak anak adalah peniru ulung, dimana setiap hal yang dilakukan oleh orang dewasa akan ditiru, termasuk orang tua. Maka dari itu sebagai orang tua atau bahkan seseorang yang tidak lagi anak anak, berikan contoh terbaik dalameminta maaf dan memaafkan.

Berikan maaf dengan tulus, karena hal yang kita lakukan pasti akan ditiru oleh anak anak.

2. Berikan Alasan Harus Memaafkan

Beri alasan kepada anak bahwa memaafkan itu sangat penting dilakukan. Anak hanya paham bahwa saat orang lain menyakiti dirinya hingga membuat marah, maka yang ada dalam pikiran anak anak adalah "Aku marah, aku kesal, aku sakit"

Maka dari itu, cobalah beri penjelasan pada anak "Mungkin temanmu tidak sengaja, yuk kita tanya kenapa dia melakukan itu". Kemudian beri penjelasan pada anak bahwa jika anak telah memaafkan maka ia tidak akan merasa marah lagi.

3. Tumbuhkan Empati

Cara terbaik untuk mengajarkan perihal meminta maaf dan memaafkan adalah dengan menumbuhkan rasa empatinya.

Misalnya, saat anak memukul temannya karna tidak dipinjami mainan. Kemudian temannya marah dan saat anak tersebut hendak meminta maaf tapi ternyata teman yang di pukulnya tadi tidak mau memberi maaf dan tidak mau mengajak bermain bersama.

Setelah itu tanyakan pada anak yang dipukul tadi, apakah ia merasa sedih ? Jika memang ia merasa sedih, maka seperti itulah rasanya jika ia tidak mau memberi maaf. 

Jadi ia tau bahwa jika ia tidak memberikan maaf, maka anak yang meminta maaf pasti akan merasa sedih.

4. Berikan Toleransi Waktu

Setiap kali ada anak anak yang nertengkar, maka secara spontan pasti langsung menyuruh anak untuk meminta maaf dan saling memaafkan. 

Padahal, pada kenyataannya anak masih butuh waktu untuk memberikan maaf dengan tulus tanpa paksaan.

Bila anak sudah siap untuk saling memaafkan dengan tulus, maka sebagai orang dewasa yang ada di sekitar anak bisa dijadikan perantara untuk membantu kedua anak anak tersebut untuk saling memaafkan dan mendamaikan kedua anak anak anak yang saling berseteru.

5. Berikan Pujian Jika Anak Berhasil Memaafkan

Pujian adalah sebuah motivasi terbesar bagi anak untuk mengulangi tindakan atau perilaku baik yang dilakukan oleh anak anak, dan biasakan untuk selalu melakukan hal ini kepada mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun