Rebutan mainan bahkan saling memukul adalah hal yang wajar dilakukan oleh anak anak, kita akan sering melihat hal seperti itu jika lingkungan sekitar kita terdapat anak anak atau bahkan di dalam rumah ada anak anak.
Respon sebagai seseorang yang sudah tidak lagi anak anak akan secara spontan melerai pertikaian yang dilakukan oleh anak anak dan kemudian menyuruh untuk saling baikan dan salinh memaafkan. Dengan memaafkan maka anak anak akan bermain dan berteman dengan nyaman.
Tapi apakah mereka berpikir seperti itu juga ?
Anak anak masih tergolong dalam berpikir egosentris, dimana mereka masih berpikir dari sudut pandang dirinya sendiri untuk menilai dan melihat segala sesuatu. Perihal memahami bahwa jika dirinya melakukan suatu hal yang tidak menyenangkan dan kemudian bisa menyebabkan orang lain bisa marah, belum dapat dilakukan oleh anak anak.
Yang sering mereka lakukan saat teman sepermainan nya marah adalah dengan ikut marah, kemudian menangis, permainan terhenti sejenak, dan kemudian mereka berbaikan lagi. Itulah dunia anak anak, sebenarnya tanpa bantuan dari orang lain pun mereka sudah bisa belajar memahami dan juga saling memaafkan.
Meskipun demikian tetap saja anak harus diajarkan untuk belajar kata "maaf", berikut caranya :
1. Beri Contoh Memaafkan
Anak anak adalah peniru ulung, dimana setiap hal yang dilakukan oleh orang dewasa akan ditiru, termasuk orang tua. Maka dari itu sebagai orang tua atau bahkan seseorang yang tidak lagi anak anak, berikan contoh terbaik dalameminta maaf dan memaafkan.
Berikan maaf dengan tulus, karena hal yang kita lakukan pasti akan ditiru oleh anak anak.
2. Berikan Alasan Harus Memaafkan
Beri alasan kepada anak bahwa memaafkan itu sangat penting dilakukan. Anak hanya paham bahwa saat orang lain menyakiti dirinya hingga membuat marah, maka yang ada dalam pikiran anak anak adalah "Aku marah, aku kesal, aku sakit"