Mohon tunggu...
Nur Rizka Laila
Nur Rizka Laila Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nur Rizka Laila nama panjangnya biasa dipanggil Rizka. ia saat ini kuliah di UINS Syarif Hidayatullah Jakarta Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ia suka sekali mencoba hal baru dan menambah pengalaman. Mempunyai banyak mimpi dan selalu yakin akan terwujud diwaktu yang tepat. ingin sekali selalu menyebarkan hal bermanfaat kepada semua orang. Hobinya membaca,menulisdan juga memasak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Kematangan dan Teori Belajar Behavioristik dan Humanistik

26 Oktober 2024   05:46 Diperbarui: 26 Oktober 2024   06:53 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Behavioristik menekankan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi karena adanya hubungan antara stimulus dan respons. Stimulus adalah rangsangan dari lingkungan, dan respons adalah reaksi atau perilaku yang muncul sebagai akibat dari stimulus tersebut. Menurut pendekatan behavioristik, manusia belajar melalui pengalaman langsung dengan mengasosiasikan tindakan tertentu dengan konsekuensi seperti penghargaan (reinforcement positif) atau hukuman (reinforcement negatif). 

  1. Ada beberapa tokoh utama dalam teori ini:

  2. Ivan Pavlov dengan Classical Conditioning (pengondisian klasik). Pavlov menunjukkan bahwa respons alami seperti air liur yang keluar saat mencium makanan dapat dikondisikan untuk muncul ketika ada stimulus lain, seperti suara bel, jika stimulus tersebut dipasangkan berulang kali dengan makanan.

  3. John Watson juga berpendapat bahwa belajar terjadi melalui conditioning. Dia menganggap perilaku manusia, termasuk reaksi emosional seperti takut dan marah, bisa dibentuk melalui proses stimulus-respons.

  4. B.F. Skinner memperkenalkan Operant Conditioning, yang berfokus pada penguatan (reinforcement) dan hukuman sebagai cara untuk meningkatkan atau mengurangi perilaku tertentu. Menurut Skinner, perilaku yang diberi penghargaan akan cenderung berulang, sedangkan perilaku yang diberi hukuman akan berkurang.

  5. Edward Thorndike dengan teorinya tentang Connectionism menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan respons akan semakin kuat jika tindakan yang dilakukan menghasilkan kepuasan (hukum efek). Selain itu, latihan yang berulang-ulang akan memperkuat hubungan ini (hukum latihan).

Implikasi dalam pembelajaran

Secara keseluruhan, teori behavioristik sangat berguna dalam membentuk perilaku yang diinginkan melalui latihan berulang dan penguatan, tetapi mendapat kritik karena terlalu memusatkan perhatian pada aspek perilaku yang tampak dan mengabaikan proses mental internal yang penting dalam pembelajaran manusia.

Teori Belajar Humanistik menitikberatkan pada pengoptimalan pertumbuhan individu secara fisik dan spiritual. Fokus utama dari teori ini adalah peserta didik, sementara peran pendidik hanya sebagai fasilitator. Pembelajaran dalam konteks humanistik mengakui bahwa setiap individu memiliki potensi dan motivasi untuk berkembang dan mencapai aktualisasi diri, yang didukung oleh lingkungan yang memungkinkan peserta didik bebas mengembangkan dirinya.

1. Teori Combs

Menurut Arthur Combs, guru adalah fasilitator dan teman bagi peserta didik, membantu mereka berkembang tanpa paksaan. Perilaku individu didasarkan pada bagaimana mereka memandang diri sendiri, sehingga penting bagi guru untuk membantu siswa memahami dan mengembangkan potensi positif mereka. Beberapa karakteristik guru yang baik menurut Combs adalah memahami siswa, bersikap positif, dan menggunakan metode pembelajaran yang beragam.

Langkah-langkah dalam pembelajaran menurut Combs antara lain:

  • Menetapkan tujuan belajar yang jelas.

  • Mendorong siswa untuk belajar secara mandiri dan berpikir kritis.

  • Memberikan kebebasan kepada siswa untuk berpendapat dan menanggung risiko dari pilihan mereka.

2. Teori Maslow dan Hierarki Kebutuhan

Abraham Maslow, tokoh psikologi humanistik, memperkenalkan teori hierarki kebutuhan yang menunjukkan bahwa kebutuhan manusia mulai dari yang paling mendasar hingga kebutuhan tertinggi. Kebutuhan tersebut meliputi:

  1. Kebutuhan fisiologis (makan, minum, tempat tinggal)

  2. Rasa aman (perlindungan dari bahaya fisik dan ekonomi).

  3. Cinta dan rasa memiliki (hubungan sosial dan kasih sayang)

  4. Harga diri (penghargaan dan pengakuan dari orang lain).

  5. Aktualisasi diri (mengembangkan potensi pribadi dan mencapai tujuan hidup).

Menurut Maslow, seseorang harus memenuhi kebutuhan dasar sebelum mencapai aktualisasi diri.

3. Teori Rogers

Carl Rogers menekankan bahwa pembelajaran harus bebas dari tekanan, di mana peserta didik berperan aktif dan bertanggung jawab dalam proses belajar. Rogers juga memperkenalkan konsep belajar bermakna, yang hanya terjadi jika materi yang dipelajari relevan dengan tujuan hidup individu. Prinsip-prinsip belajar Rogers mencakup:

  • Pembelajaran yang melibatkan perubahan dalam cara pandang individu terhadap dirinya sendiri.

  • Pembelajaran yang bermakna diperoleh melalui pengalaman langsung.

  • Partisipasi aktif peserta didik dalam proses belajar.

  • Mengembangkan inisiatif dan kreativitas individu dalam belajar.

 Prinsip-prinsip Kematangan

  1. Kematangan Kognitif: Kemampuan berpikir dan memahami konsep-konsep abstrak.

  2. Kematangan Emosional: Kemampuan mengelola emosi dalam menghadapi stres.

  3. Kematangan Sosial: Kemampuan berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain.

  4. Kematangan Fisik: Kesehatan fisik yang memadai agar fokus pada proses pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun