Mohon tunggu...
Nur RahmiKirbillah
Nur RahmiKirbillah Mohon Tunggu... Guru - IAIN JEMBER
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nur Rahmi Kirbillah 8 maret 2001 IAIN JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Idealisme dan Filosofi Tokoh-tokoh Aliran Idealisme

2 April 2020   14:47 Diperbarui: 2 April 2020   14:53 8271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurutnya pengetahuan yang mutlak sebenarnya memang tidak akan ada bila seluruh pengetahuan datang melalui indera, akan tetapi bila pengetahuan itu datang dari luar melalui akal murni yang tidak tergantung pada pengalaman. 

Dapat diaimpilkan filsafat idealis kritis menitik-beratkan pada pemahaman sesuatu itu datang dari akal murni dan tidak bergantung pada suatu pengalaman.

3. Al-Ghazali, membagi akal dalam beberapa daya yang dilihat sari potensi dan kadarnya : Pertama, akal praktis; akal ini berfungsi untuk menggerakkan anggota tubuh dan untuk melahirkan pengetahuan-pengetahuan praktis. Kedua, akal teoritis; merupakan daya pengetahuan dalam diri manusia atau keinginan-keinginan untuk mengetahui yang bersifat immaterial dan abstrak.

5. Hegel, mengangkat idealisme subyektif dan obyektif untuk menggambarkan tesis dan antitesis secara berturut-turut. Hegel sendiri mengemukakan pandangannya sendiri yang disebut idealisme absolut sebagai sintesis yang lebih tinggi dibanding unsur yang membentuknya (tesis dan antitesis)

6. Fichte, memakai nama idealisme subyektif, jadi pandangan-pandangan berasal dari subyek-subyek tertentu, dia menyandarkan keunggulan moral untuk sebuah etika manusia yang ideal. Dia diduga sebagai pendiri idealisme di Jerman.

7. David Hume, berpendapat bahwa sumber pengetahuan didapatkan dari rasio dan akal. Pengetahuan yang diterima oleh panca indera dibutuhkan pengalaman untuk membuktikan kebenaran dengan melakukan penelitian dan percobaan untuk mengetahui latar belakang pengetahuan tersebut.

8. Elea, madzhab ini terkenal karena suatu ungkapan yang "ada", dalam hal ini ada dan tidak ada tidak bisa dipikirkan, karena yang "ada" merupakan inti dari kebenaran sesuatu.

Sekian semoga bermanfaat, terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun