Terapi/Pengobatan Social Anxiety Disorder
Ketika seseorang merasakan gejala dari gangguan kecemasan sosial dan memutuskan untuk berkonsultasi pada tenaga profesional seperti Psikolog, maka mereka akan dilakukan asesmen dan mendapatkan terapi yang sesuai dengan kebutuhan orang tersebut. Beberapa terapi yang diberikan oleh tenaga profesional, diantaranya adalah sebagai berikut.
- Psikoterapi; Pada gangguan kecemasan sosial, salah satu jenis psikoterapi yang efektif adalah terapi kognitif-perilaku yang merupakan gabungan antara terapi kognitif dan perilaku. Pada terapi kognitif, akan diarahkan untuk mengenali pikiran negatif yang tidak realistis dan dan mengubahnya menjadi pikiran yang rasional. Sedangkan pada terapi perilaku akan diberikan paparan hingga mampu mengendalikan perilaku yang tidak diinginkan.Â
- Farmakoterapi; Biasanya farmakoterapi digunakan ketika tidak ada perubahan saat menggunakan psikoterapi. Farmakoterapi merupakan terapi gangguan kecemasan sosial jangka pendek berupa obat-obatan. Namun pemberian obat-obatan ini harus sesuai dengan dosis yang ditentukan dan mengawasi efek samping yang terjadi.Â
- Terapi Kombinasi; Terapi kombinasi menggabungkan antara psikoterapi dan farmakoterapi. Menggabungkan psikoterapi dan obat-obatan lebih baik dibandingkan hanya menggunakan obat-obatan sebagai penanganan.Â
Kapan Peran Tenaga Profesional Dibutuhkan?
Banyak orang yang merasakan gejala dari gangguan kecemasan sosial tidak mencari bantuan dari tenaga profesional. Mereka takut akan evaluasi dan stigma negatif dari sosial. Apabila kecemasan yang dialami sudah mengganggu kehidupan sehari-hari dan memberikan dampak negatif terhadap performa kita, maka bantuan dari tenaga profesional bisa menjadi salah satu jawabannya. Para tenaga profesional dapat memberikan perawatan yang tepat mengenai gangguan kecemasan sosial yang dialami.
Referensi
- Alwisol. (2018). Psikologi Kepribadian (R. Septian, Ed.; Revisi). Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang. https://play.google.com/books/reader?id=ZuB0DwAAQBAJ&pg=GBS.PR2&hl=id
- American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition. Amerika Serikat: American Psychiatric Association.
- Anderson, K. N., Jeon, A. B., Blenner, J. A., Wiener, R. L., & Hope, D. A. (2015). How people evaluate others with social anxiety disorder: A comparison to depression and general mental illness stigma. American Journal of Orthopsychiatry, 85(2), 131–138.
- Hasibuan, E. P., Srisayekti, W., & Moeliono, M. F. (2016). Gambaran Kecemasan Sosial Berdasarkan Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS) Pada Remaja Akhir di Bandung. Publikasi Berkala Penelitan Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
- Jefferies, P., & Ungar, M. (2020). Social Anxiety in Young People: A Prevalence Study in Seven Countries. PLoS ONE, 1-18.
- Supramaniam, P. (2013). Social Phobia. E-Jurnal Medika Udayana Volume 2, No. 11, 1843-1861.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H