Pertanyaan yang bagus sekali Priska "Tentu sastra itu fleksibel, dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, yang berbeda hanya medianya saja, misalnya dulu para sastrawan menuliskan dan menyebarkan karya-karya mereka hanya lewat kertas saja sekarang bisa dengan cara digital, dan pada tahun 2045 nanti bukan tidak mungkin jika ditemukan media-media baru lagi sehingga penyebaran dan pelestrarian karya sastra dapat disesuaikan."
Pertemuan pada siang itu ditutup dengan hangat. Para mahasiswa meninggalkan ruang kuliah sambil bercanda tawa, sekedar menghilangkan penat karena kuliah sejak pagi. Pertemuan dengan Pak Sabil selalu saja menyenangkan. Materi dan tugas-tugasnya tidak bikin pusing kepala seperti mata kuliah yang lain.
***
Siang itu Priska tidak langsung pulang ke kosan, ia melanjutkan pertemuan dengan perkumpulan Sandi Karsa, sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa yang mewadahi mahasiswa-mahasiswa untuk mengikuti lomba sastra. Priska ada agenda latihan debat Bahasa Indonesia dan lombanya dua minggu lagi.Â
Semester ini tiga tim dari Fakultasnya mendaftarkan diri untuk ikut lomba debat Bahasa Indonesia tingkat nasional, itu artinya mereka akan berkompetisi dengan tim-tim dari kampus lain.
Latihan itu difasilitasi oleh tiga orang kakak angkatan dan satu dosen pembimbing. Meski Priska baru semester satu, kemampuan debatnya lumayan hebat, argumennya tajam, dan penyampaiannya jelas. Itulah kenapa ia terpilih ole tim seleksi. Tema debat pada kompetisi tahun ini juga menarik perhatiannya "Menyongsong Indonesia Emas 2045 Lewat Sastra." Saing itu adalah pertemuan ketiga mereka latihan.
"Teman-teman sudah baca materi yang kemarin? Melihat jumlah tim yang mendaftar tahun ini, kita harus benar-benar mempersiapkan diri, lawan kita hebat-hebat dari kampus-kampus ternama" Kakak pembina memulai latihan, kemudian melanjutkan dengan pertanyaan pemantik.
"Generasi Z yang saat ini populasinya mendominasi jumlah penduduk Indonesia berperan penting dalam meningkatkan literasi digital untuk menyongsong indonesia emas tahun 2045, bagaimana tanggapan kalian?"
"Salah satu keistimewaan generasi Z ialah mereka lahir dan tumbuh di tengah-tengah peradaban digital, fakta ini seolah mendukung penting tidaknya peran mereka dalam meningkatkan literasi digital di masyarakat, karena generasi Z mahir digital, tentu membantu masyarakat untuk melek literasi digital akan sangat mudah, tinggal dedikasinya aja harus ditingkatkan." Jawab tim yang lain.
"Tapikan tidak semua generasi Z memiliki jiwa sosial untuk membantu masyarakat, apalagi dengan tugas meningkatkan literasi digital." Lanjut Priska
"Kalau terkait memiliki jiwa sosial atau tidak, itu bisa kita lihat pada semua orang, tidak hanya pada generasi Z, akan tetapi yang perlu digaris bawahi disini adalah generasi Z itu memiliki peran untuk meningkatkan literasi digital, entah itu bagaimana cara mewujudkannya." Balas anggota tim yang lain.