Mohon tunggu...
Nur Rahmawati
Nur Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Life Long Learning

Penikmat Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Fatamorgana Kehidupan dalam Republik Twitter

29 Juli 2023   16:54 Diperbarui: 30 Juli 2023   22:28 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menarik sekali menonton film "Republik Twitter" yang disutradarai oleh Kunt Agus. Film ini menggambarkan dunia dimana kita bebas mengekspresikan diri, tanpa peduli apa latar belakangmu, bagaimana rupamu, dimana rumahmu, siapa orang tuamu, seperti apa kerjaanmu dan lain-lain. Hanya bermodal internet dan sebuah akun sebagai identitas diri, semua bebas berekspresi, tanpa memikirkan sekat-sekat sosial yang terlihat. Dunia tersebut bernama sosial media, suatu platform yang menghubungkan satu sama lain secara maya.

Ketika kita candu menjadi penghuni dunia maya, realita kehidupan dan jati diri pun seakan tergadai dalam angan-angan. Hal tersebut tergambar dalam salah satu sinema Indonesia berjudul Republik Twitter.

Tokoh utama dalam film tersebut adalah Sukmo (Abimana Aryasatya), seorang mahasiswa tingkat akhir di Yogyakarta. Sedangkan pemeran kedua adalah Hanum (Laura Basuki), seorang jurnalis dari Jakarta. Serta ada beberapa pemeran pendukung yang cukup sering muncul dalam film seperti tokoh Andre, Nadia, Belo dan kawan-kawannya. 

Cerita dimulai dengan latar kehidupan ala kos-kosan dimana penghuninya sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Sukmo dan Hanum kenal lewat twitter, sebuah platform sosial media yang lagi nge-tren waktu itu.

Manusia selalu dipengaruhi dan dibentuk oleh teknologi. Tetapi, tidak ada pengaruh yang lebih besar, selain munculnya internet. (Dr. Marry Aiken. dalam, Rhenald, Kasali.2018.The Great Shifting: Gramedia Pustaka Utama)

Salah satu pengaruh besar internet dalam film tersebut dapat kita saksikan ketika Sukmo berencana pergi ke Jakarta demi mengejar komitmen. Komitmen yang dimaksud adalah personifikasi dari cintanya untuk Hanum. Disinilah batas dari angan-angan dan realita itu mulai terlihat, layaknya fatamorgana. 

Tanpa memikirkan kondisinya yang serba kekurangan, serta kepastian apakah perempuan yang akan ia temui benar-benar sesuai ekspektasinya di internet atau tidak. Online relationship itu mampu menyihir Sukmo tetap memutuskan untuk berangkat ke Jakarta. Padahal sudah diingatkan oleh Andre dengan kalimat "masih banyak cewek-cewek di dunia nyata di Jogja."

Tindakan Sukmo yang demikian dapat di persepsikan sebagai self-imposed. Tapi ketika keinginan itu terwujud, self-imposed dapat menstimulasi kehadiran dopamin yang bisa mengundang kebahagiaan dalam otak manusia. Itulah yang dirasakan oleh Sukmo ketika keinginannya untuk nebeng ke Jakarta dituruti oleh Andre. Pada shot adegan tersebut, dapat dianalisis dengan jelas bagaimana teknologi maupun internet khususnya twitter mempengaruhi tindakan seseorang demi memperoleh kesenangan.

Hal tersebut juga tergambar dalam beberapa adengan lainnya yang menjelaskan bagaimana candu twitter menghipnotis berbagai kalangan. Mereka seolah hidup hanya dengan dua jempol, sibuk dengan gawainya masing-masing. Bahkan saat lagi berjalan, sedang pacaran, sambil makan, atau apa pun itu, kerjaannya hanya menunduk dibarengi dengan jari yang menari-nari diatas keyboard gawai.

Jarak dan waktu seakan tak berarti lagi, yang jauh terasa dekat sedangkan yang dekat jadi jauh. Mereka menembus batas-batas tak terlihat hanya dengan gawai di tangan. Semacam komunitas tersendiri yang memiliki cara berbeda untuk menikmati hidup. Namun, visualisasi kecanggihan teknologi dalam film ini relatif biasa seperti yang digambarkan dalam film-film sejenis pada umumnya.

Permasalahan berawal ketika Sukmo janjian bertemu dengan Hanum. Ia tidak menyangka, Hanum yang dikenalnya lewat twitter, ternyata di dunia nyata se-wow itu, cantik dan berkelas. Sedangkan Sukmo digambarkan sebagai pribadi yang 'slengean' dan apa adanya dengan strata sosial yang biasa-biasa saja. Tampilannya di twitter dengan di dunia nyata tidak jauh berbeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun