Namun, dengan perkembangan dan penelitian teknologi robotik yang semakin maju, tidak menutup kemungkinan generasi TRINA berikutnya mampu melakukan berbagai tugas keperawatan yang lebih luas dan kompleks.
Robert (2019) menyebutkan teknologi AI akan mempengaruhi cara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.Â
Pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan keperawatan akan beralih ke mempelajari cara berpikir baru dan memproses informasi—perawat akan menjadi integrator informasi, pelatih kesehatan, dan care giver manusia, yang didukung oleh teknologi AI. Perawat bukan digantikan oleh teknologi tersebut.Â
Profesional perawatan kesehatan perlu mengadopsi dan beradaptasi dengan teknologi AI, berfokus pada peningkatan perawatan pasien dengan tetap mempertahankan nilai-nilai humanistik, etika, dan motivasi (Shuaib & Arian, 2020).
Kompetensi profesional perawat dan atribut kepedulian interpersonal penting dalam mengembangkan kepercayaan pasien (Dinç & Gastmans, 2013). Apakah teknologi robot AI dapat dipercaya? Isu akuntabilitas, privasi, transparansi, kesetaraan, dan keamanan perlu ditelaah untuk memastikan kepercayaan pada AI di bidang perawatan kesehatan. Horgan, et al (2019) menyebutkan inisiatif EropaÂ
dalam membangun Voluntary Ethics Guidelines untuk AI dalam perawatan kesehatan disambut baik demi menetapkan standar dunia untuk AI, jaminan kepercayaan masyarakat dan industri. Pedoman Etika untuk AI telah diajukan olehÂ
Kelompok Pakar Tingkat Tinggi tentang AI untuk mengatasi isu-isu etik di sektor kesehatan. Nakamura (2022) percaya bahwa sistem berbasis AI dan TI dapat membawa "empati" ke sistem perawatan medis.
 AI berimplikasi meningkatkan lamanya waktu interaksi perawat-pasien dengan tulus dan memulihkan "empati". AI dan robot hanya melakukan tindakan tanpa keterlibatan manusia.
Caring adalah karakteristik mendasar, harapan, dan kewajiban moral dari profesi keperawatan dan asuhan keperawatan (American Nurses Association, 2015). Stokes & Palmer (2020) menyimpulkan teknologi AI saat ini tidak mampu melakukan perawatan yang berfokus sense of caring dan etika. AI dapat diimplementasikan secara etis dalam batas mendukung dan meningkatkan peluang perawat untukÂ
memberikan asuhan keperawatan yang unik, jika AI tidak melampaui nilai-nilai inti keperawatan, merebut aspek kepedulian yang hanya dapat dilakukan secara bermakna oleh manusia, seperti kepedulian, sentuhan dan kehadiran.
 Menurut Shang (2021), perlu adanya keterlibatan perawat dalam pengembangan teknologi AI yang digambarkan sebagai minat perawat, pelatihan, dan kompetensi teknologi agar semakin adaptif dengan AI.