Mohon tunggu...
Nur Panca Retnaningsih
Nur Panca Retnaningsih Mohon Tunggu... Perawat - a nurse student

compassion beyond capacity

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Teknologi dan Manusia: Substitusi Perawat oleh Robot?

7 Juni 2022   23:24 Diperbarui: 7 Juni 2022   23:58 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Evolusi teknologi informasi dan komunikasi yang cepat mengantarkan manusia memasuki Era Society 5.0 menuju digitalisasi semua bidang. Era ini diinisiasi oleh Jepang pada Januari 2016 sebagai salah satu strategi pertumbuhan Jepang yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat di mana manusia menikmati hidup secara maksimal dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi. 

Teknologi 5.0 berpusat pada kolaborasi manusia dengan teknologi Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (Artificial Inteligence/AI), robotika, big data dan blockchain sebagai solusi tantangan sosial di seluruh dunia antara ruang maya dan nyata (Fukuyama, 2018).

Penggunaan AI dalam perawatan kesehatan telah berkembang pesat dan menuai pro kontra di kalangan praktisi kesehatan. Ray Kurzweil memperkirakan AI akan melampaui kecerdasan manusia antara tahun 2040 dan 2050. AI bermanfaat untuk diagnostik penyakit, pengembangan obat, dan pengeditan gen. Contoh lain seperti penggunaan rekam medis elektronik, reminder kontrol, 

aplikasi pelacakan kesehatan, operasi robotik dan apotek robotik (Shuaib & Arian, 2020). Teknologi digital juga berguna untuk tindakan pencegahan dan pengawasan, seperti aplikasi pelacakan kontak, pemantauan pencarian internet dan penggunaan media sosial. Selain itu, AI dapat dimanfaatkan untuk menjangkau pasien di mana pun seperti telemedicine atau telehealth (Golinelli et al., 2020).

Namun, Ostherr (2020) mengutarakan bahwa AI masih memiliki isu privasi dan kepercayaan data, kumpulan data yang cacat dan bias algoritme, diskriminasi rasial, dan retorika humanisme dan disabilitas. Mitchell (2020) menyebutkan AI tidak memiliki aspek kunci dari pemahaman manusia dan berbahaya jika AI diberi terlalu banyak otonomi, terutama tanpa mengatasi keterbatasannya.

Selama pandemi COVID-19, manusia dipacu untuk mengembangkan teknologi robotik yang dapat menggantikan tenaga kesehatan manusia dalam berinteraksi dengan pasien untuk mengurangi resiko penularan virus. Hal ini memberikan peluang untuk penggunaan remote control robot yang dapat melakukan tugas keperawatan umum di area klinis berbahaya, sehingga meminimalkan paparan petugas 

kesehatan untuk penularan dan biohazard lainnya. Beberapa robot yang telah diciptakan antara lain: Sophia (Robot pendamping sosial untuk lansia); Pillo (Pendamping kesehatan bertenaga AI); Robear (a nursing care robot) dan lainnya (Robert, 2019).

 Apakah kebutuhan akan kehadiran dan caring perawat dapat digantikan oleh teknologi robotik?

Berdasarkan uji prototipe TeleRobotic Intelligent Nursing Assistant (TRINA) di ruang simulasi pasien di Duke University School of Nursing, TRINA berhasil menyelesaikan sekitar 60% tugas keperawatan dengan kecepatan rata-rata 20x lebih lambat dari kinerja manusia. TRINA dikendalikan dari jarak jauh oleh operator ahli dalam tugas keperawatan rutin seperti menyajikan makanan, minuman dan obat pasien,

 fungsi ambulasi dan transfer pasien dan alat medis, pembersihan kamar pasien, monitoring lingkungan kamar pasien (suhu dan kelembaban) menggunakan sensor nirkabel, dan mengumpulkan tanda-tanda vital pasien.

 Tugas perawat yang membutuhkan kecekatan dan kecepatan teleoperasi tidak mungkin dilakukan, dan jauh lebih lambat daripada yang dilakukan oleh perawat manusia (Li et al., 2017). Hal ini menunjukkan kemampuan profesional belum dapat digantikan oleh AI.

 Namun, dengan perkembangan dan penelitian teknologi robotik yang semakin maju, tidak menutup kemungkinan generasi TRINA berikutnya mampu melakukan berbagai tugas keperawatan yang lebih luas dan kompleks.

Robert (2019) menyebutkan teknologi AI akan mempengaruhi cara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. 

Pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan keperawatan akan beralih ke mempelajari cara berpikir baru dan memproses informasi—perawat akan menjadi integrator informasi, pelatih kesehatan, dan care giver manusia, yang didukung oleh teknologi AI. Perawat bukan digantikan oleh teknologi tersebut. 

Profesional perawatan kesehatan perlu mengadopsi dan beradaptasi dengan teknologi AI, berfokus pada peningkatan perawatan pasien dengan tetap mempertahankan nilai-nilai humanistik, etika, dan motivasi (Shuaib & Arian, 2020).

Kompetensi profesional perawat dan atribut kepedulian interpersonal penting dalam mengembangkan kepercayaan pasien (Dinç & Gastmans, 2013). Apakah teknologi robot AI dapat dipercaya? Isu akuntabilitas, privasi, transparansi, kesetaraan, dan keamanan perlu ditelaah untuk memastikan kepercayaan pada AI di bidang perawatan kesehatan. Horgan, et al (2019) menyebutkan inisiatif Eropa 

dalam membangun Voluntary Ethics Guidelines untuk AI dalam perawatan kesehatan disambut baik demi menetapkan standar dunia untuk AI, jaminan kepercayaan masyarakat dan industri. Pedoman Etika untuk AI telah diajukan oleh 

Kelompok Pakar Tingkat Tinggi tentang AI untuk mengatasi isu-isu etik di sektor kesehatan. Nakamura (2022) percaya bahwa sistem berbasis AI dan TI dapat membawa "empati" ke sistem perawatan medis.

 AI berimplikasi meningkatkan lamanya waktu interaksi perawat-pasien dengan tulus dan memulihkan "empati". AI dan robot hanya melakukan tindakan tanpa keterlibatan manusia.

Caring adalah karakteristik mendasar, harapan, dan kewajiban moral dari profesi keperawatan dan asuhan keperawatan (American Nurses Association, 2015). Stokes & Palmer (2020) menyimpulkan teknologi AI saat ini tidak mampu melakukan perawatan yang berfokus sense of caring dan etika. AI dapat diimplementasikan secara etis dalam batas mendukung dan meningkatkan peluang perawat untuk 

memberikan asuhan keperawatan yang unik, jika AI tidak melampaui nilai-nilai inti keperawatan, merebut aspek kepedulian yang hanya dapat dilakukan secara bermakna oleh manusia, seperti kepedulian, sentuhan dan kehadiran.

 Menurut Shang (2021), perlu adanya keterlibatan perawat dalam pengembangan teknologi AI yang digambarkan sebagai minat perawat, pelatihan, dan kompetensi teknologi agar semakin adaptif dengan AI.

Kemampuan tugas robotik perawat akan semakin canggih dan kompleks di masa mendatang. Namun saya yakin, kebutuhan manusia akan kehadiran, kepedulian, ketulusan, sentuhan terapeutik, kemampuan profesional, prinsip etik dan moral perawat tidak akan dapat digantikan oleh teknologi apa pun, dan interaksi interpersonal akan tetap bermakna dan berharga. Peran perawat tidak akan dapat disubstitusi

 oleh teknologi AI seutuhnya. Keutamaan manusia dengan kesempurnaan ruh, akal, fisik dan perasaan yang bermanifestasi dalam soft skill dan hard skill saling berintegrasi di luar batas penalaran manusia dan teknologi. 

Teknologi hanya membantu untuk memudahkan dan mempercepat kinerja perawat dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan. Penting sekali bagi perawat untuk senantiasa menjaga orisinalitas identitas diri perawat

 profesional dengan menerapkan nilai-nilai profesionalitas, prinsip etik dan moral agar tidak kalah humanis dan manusiawi dibandingkan dengan teknologi dan robot. Dan bagi masyarakat, maukah anda ditemani robot di saat terakhir dan krusial anda?

REFERENSI

American Nurses Association (2015) Keperawatan: Lingkup dan standar praktik, Silver Spring, MD.

Dinç, L., & Gastmans, C. (2013). Trust in nurse-patient relationships: a literature review. Nursing ethics, 20(5), 501–516. https://doi.org/10.1177/0969733012468463

Fukuyama, Mayumi. 2018. Society 5.0: Aiming for a New Human-Centered Society, anarticle. Japan: Japan Spotlight.

Golinelli, D., Boetto, E., Carullo, G., Nuzzolese, A. G., Landini, M. P., & Fantini, M. P. (2020). Adoption of Digital Technologies in Health Care During the COVID-19 Pandemic: Systematic Review of Early Scientific Literature. Journal of medical Internet research, 22(11), e22280. https://doi.org/10.2196/22280

Horgan D, Romao M, Morré S, A, Kalra D: Artificial Intelligence: Power for Civilisation – and for Better Healthcare. Public Health Genomics 2019;22:145-161. doi: 10.1159/000504785

Mitchell, M. (2020). ARTIFICIAL INTELLIGENCE: A guide for thinking humans. Place of publication not identified: PICADOR.

Nakamura Y. (2022). Japanese Cross-ministerial Strategic Innovation Promotion Program "Innovative AI Hospital System"; How Will the 4th Industrial Revolution Affect Our Health and Medical Care System?. JMA journal, 5(1), 1–8. https://doi.org/10.31662/jmaj.2021-0133

Ostherr, K. Artificial Intelligence and Medical Humanities. J Med Humanit (2020). https://doi.org/10.1007/s10912-020-09636-4

Robert N. (2019). How artificial intelligence is changing nursing. Nursing management, 50(9), 30–39. https://doi.org/10.1097/01.NUMA.0000578988.56622.21

Shang Z. (2021). A Concept Analysis on the Use of Artificial Intelligence in Nursing. Cureus, 13(5), e14857. https://doi.org/10.7759/cureus.14857

Shuaib, A., Arian, H., & Shuaib, A. (2020). The Increasing Role of Artificial Intelligence in Health Care: Will Robots Replace Doctors in the Future?. International journal of general medicine, 13, 891–896. https://doi.org/10.2147/IJGM.S268093

Stokes, F., & Palmer, A. (2020). Artificial Intelligence and Robotics in Nursing: Ethics of Caring as a Guide to Dividing Tasks Between AI and Humans. Nursing philosophy : an international journal for healthcare professionals, 21(4), e12306. https://doi.org/10.1111/nup.12306

Z. Li, P. Moran, C. Dong, R. Shaw, and K. Hauser. Development of a Tele-Nursing Mobile Manipulator for Remote Care-giving in Quarantine Areas. IEEE Int'l. Conf. on Robotics and Automation (ICRA), May 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun