Mohon tunggu...
Nur Mutiani
Nur Mutiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pluralisme Agama dan Kerukunan Hidup Beragama

20 Juni 2024   20:11 Diperbarui: 20 Juni 2024   20:30 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

   Kesimpulan

Pluralisme agama adalah konsep di mana berbagai agama diakui dan diterima secara bersamaan dalam masyarakat. Hal ini menciptakan keragaman keyakinan dan praktik keagamaan yang hidup berdampingan. Kerukunan hidup beragama merupakan hasil dari praktik pluralisme agama di mana individu dari berbagai keyakinan dapat hidup bersama dengan damai tanpa adanya konflik agama.

Dalam Kesimpulan ini, dapat disimpulkan bahwa pluralisme agama dan kerukunan hidup beragama memiliki beberapa manfaat yang signifikan. Pertama, pluralisme agama memperkaya kehidupan spiritual dan intelektual masyarakat dengan memperkenalkan ide-ide dan nilai-nilai baru. Kedua, kerukunan hidup beragama menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis di mana setiap individu merasa dihargai dan dihormati tanpa memandang keyakinan agamanya. Ketiga, pluralisme agama dan kerukunan hidup beragama dapat memperkuat toleransi, saling pengertian, dan kerjasama antarindividu dari latar belakang keagamaan yang berbeda.

Namun, perlu diingat bahwa untuk mencapai kerukunan hidup beragama yang sejati, diperlukan komitmen dari seluruh anggota masyarakat untuk menghormati perbedaan keyakinan dan menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan. Dengan demikian, pluralisme agama dan kerukunan hidup beragama bukan hanya menjadi konsep, tetapi juga menjadi prinsip yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis.

 Referensi

Hanik, U. (2015). Pluralisme Agama dan Kerukunan Hidup Beragama. Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman, 26(2), 431-443.

Wahid, Abdurrahman. Muslim di Tengah Pergumulan, (Jakarta : Lappenas, 1981).
Shihab, Alwi. Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama (Bandung : Mizan, 1999), cet. VII.

Abdullah, M. Amin, "Etika dan Dialog Antar Agama: Perspektif Islam", dalam Jurnal Ulumul Qur'an. No. 4 Vol. IV. Th. 1993.

Andito (ed.), Atas Nama Agama: Wacana Agama dalam Dialog "Bebas" Konflik, (Bandung : Pustaka Hidayah, 1998), hlm. 259.

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 1993).
Burhanuddin Daja dan Herman Leonard Beck (red.), Ilmu Perbandingan agama di Indonesia dan Belanda, (Jakarta : INIS, 1992).

Nasution, Chadijah. Sejarah dan Perkembangan Dakwah Islam (Yogyakarta : Ideal Offset, 1978).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun