Di luar ada patah yang menjerit. Saya hampiri menanyakan luka, boleh saya obati?
Masih terdiam__
Sepeda klasik, terlihat tua bersama juru mudi. Melihatnya membuat hati saya bergumam, kamu manusia atau bukan__ Terlampau jauh, saya kembali menemui patah yang tadi.
Aku patah bukan berarti tak berguna, Aku pasrah bukan berarti bodoh, Aku ikhlas karena percaya takdir dan tuhan.
Tanpa bergeming seketika hening. Angin beku, daun lumpuh, dan saya ditampar sakit tak berwujud.
Selamat jalan.
Di dalam, ada denting yang menyeru. Saya hampiri menanyakan sumbang, boleh saya tahu?
Masih terdiam__
Merpati putih, terlihat berperi bersama waktu. Melihatnya membuat hati saya bergumam, hidup itu indah yaa. Masih kukuh di tempat itu, mendekatinya bukan hal sulit.
Aku denting untuk menghitung, aku patuh untuk mencelikkan, aku rampung untuk mati.