Mohon tunggu...
Nurmin Marzuki
Nurmin Marzuki Mohon Tunggu... Guru - Write With Heart

MERANGKAI KATA DENGAN HATI

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fiksi: Kastil Hijau

19 April 2022   17:58 Diperbarui: 19 April 2022   18:30 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ibu......Ibu....., ayah.....ayah....., tolong.....tolong......". Raksasa it terus memanggil ayah dan ibunya. Orang tuanya berlarian mendekati anaknya.

"Ada apa, Si Hijau, mengapa kau teriak-teriak memanggil kami".

"Ibu....ayah lihat itu,". Raksasa itu menunjuk Mirna yang telah pingsan di lantai.

"Oh, tolong pa, angkat gadis ini ke kursi!,

Orang tua Si Hijau merawat Mirna, mengambil minyak gosok untuk diciumkan ke hidung Mirna dan telapak kaki serta jari-jemarinya. Tapi Mirna belum sadar juga.

Tiba-tiba si Hijau berteriak lagi.

"Ayah.....Ibu.....aku telah berubah wujud jadi manusia seutuhnya, lihat aku Bu, ini keajaiban Bu". Si Hijau melompat-lompat kegirangan  dalam kurungan  besi yang sangat besar.

Ayah dan Ibu Si Hijau menghampiri anak semata wayangnya meninggalkan Mirna yang masih pingsan di Sofa kamar tengah.

"Nak, semua yang terjadi hari ini petunjuk dari Maha Kuasa melalui perantara gadis itu, kutukan akan hilang bila ada seorang gadis melihatmu dalam keadaan berubah wujud jadi raksasa". Ibu dan ayahnya menghampiri Si Hijau dan Ibu membuka gembok kurungan  tersebut. Dan mereka saling berpelukan dengan penuh haru.

"Nak, semua ini hidayah dari Allah swt, engkau telah beribadah kepada Allah swt  selama puluhan tahun, dan doa kedua orang tuamu". Kata Ayah memeluk dan mencium pipi  anaknya yang telah tumbuh dewasa, pemuda yang sangat tampan.

"Oh, ya, Ayah, Ibu dimana gadis itu yang telah menyelamatkan aku dari kutukan nenek moyang kita". Si Hijau beanjak meninggalkan kedua orang tuanya dan mencari di setiap ruangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun