Sebaran Belangkas di Indonesia
Dari 4 spesies/jenis yang ada di dunia, 3 diantaranya berada di Asia termasuk Indonesia yakni Tachypleus gigas, Tachypleus tridentatus, dan Carcinospius rotundicauda.Â
Menurut Sekiguchi et al. (1981) serta Meilana, L., & Fang, Q. (2020), wilayah sebaran belangkas di Indonesia mencakup perairan Sumatera, Kepulauan Riau, Jawa, Madura, Kalimantan dan Sulawesi.Â
Walaupun penelitian belangkas di Indonesia belum sebanyak penelitian di negara Asia lainnya, namun selama satu dekade terakhir sudah ada beberapa penelitian terkait belangkas di Indonesia.Â
Beberapa lokasi sebaran belangkas yang lebih spesifik ada di perairan Banyuasin (Sumatera Selatan); Air Bangis (Sumatera Barat); Pantai Timur Sumatera Utara; Tanjung Jabung Timur (Jambi); Brebes (Jawa Tengah); Probolinggo (Jawa Timut); serta perairan Balikpapan dan Muara Badak (Kalimantan Timur). Umumnya, jenis belangkas yang dominan ditemukan pada wilayah tersebut adalah Tachypleus gigas dan Carcinospius rotundicauda.Â
Baru-baru ini, telah dilakukan penelitian terkait sebaran belangkas di Kalimantan Timur. Perairan Penajam Paser Utara termasuk salah satu wilayah yang menjadi lokasi sampling/pengambilan data. Hasil penelitian menunjukkan ada 2 jenis belangkas yang hidup di perairan Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, yakni Tachypleus gigas dan Carcinospius rotundicauda.Â
Kedua jenis belangkas yang ditemukan  tersebar pada 6 kelurahan yang memiliki kedekatan wilayah dengan muara sungai (Damayanti, N.Y., 2022). Penelitian sebelumnya tahun 2017 dan 2018 juga ditemukan belangkas pada perairan Balikpapan dan Muara Badak Kabupaten Kutai Kertanegara Kalimantan Timur.
Apa yang spesial dari hewan ini? Kenapa dikenal dengan si hewan berdarah biru?Â
Segala sesuatu yang ada di muka bumi memiliki tujuan dan peranan masing-masing. Â Keberadaan belangkas juga demikian, memiliki peranan yang sangat penting di bumi baik secara ekologis maupun ekonomis. Secara ekologi belangkas berperan sebagai penyeimbang rantai makanan, bioturbator dan sumber protein. Belangkas dapat dikonsumsi oleh hewan mangrove, telurnya menjadi sumber makanan untuk burung serta dapat mengendalikan hewan bentik invertebrate (Anggraini et al. 2017).