Mohon tunggu...
Nur Man
Nur Man Mohon Tunggu... -

Pemimpin redaksi di kessos.web.id. kuliah di UIN sunan kalijaga yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Silahkan Baca, dan Berikan Judulnya Sendiri

15 Agustus 2014   14:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:29 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

engkau itu seperti bidadari dari langit yang akan turun ke dunia

Tetapi engkau tidak tahu kemanakah dikau akan singgah

Sehingga engkau memutuskan untuk kembali lagi ke langit

Tetapi di tengah perjalananmu

Engkau di panggil oleh seorang pemuda

Pemuda itu berpakainya compang-camping, seperti tidak terurus

Pemuda itu berdiri di depan rumahnya yang berdiding bambu

Dan berpintukan besi baja yang kokoh lagi kuat

Engkaupun menghampiri pemuda tersebut

Pemuda tersebut tampak malu saat engkau datanginya

Lantas pemuda tersebut masuk kedalam rumahnya

Engkaupun berkata bolehkah aku masuk?

Tetapi pemuda tersebut keluar kembali melewati dinding bambu tempat pemuda tersebut masuk

Lantas pemuda tadi berkata padamu

Boleh!!!, asalakan engkau masuk melewati pintu besi baja yang kokoh itu

Bukan dari tempat biasa saya masuk.

Lalu engakupun berkata dalam hati

“Andai saja bukan dari pintu tersebut pasti itu sangat mudah bagi saya”

Pemuda tersebut berkata lagi “ dan ingat jika engkau telah masuk, maka engkau akan sukar keluar dari rumah ini, oleh karena itu pikirlah terlebih dahulu sebelum masuk kerumahku”

Lantas pemuda itu masuk kerumahnya,,

Ketika engkau berusaha membuka pintu tersebut

Terdengarlah suara adzan berkumandang

Menunjukan waktu malam telah tiba

Engakupun memutuskan untuk tidak melanjutkan  membuka pintu tersebut

dan kembali kelangit seperti sedia kala

rumah pemuda yang berdinding bambu tersebut

sekarang sudah menjadi berdinding besi baja yang kokoh seperti pintunya

dan jikalau engkou ingin mencari lagi rumah pemuda tersebut

engkau akan mendapatkannya kembali

tetapi engkau akan membutuhkan usaha yang keras dua kali lipat dari sebelumnya

jika engkau tidak ada usaha untuk hal itu

maka engkau akan teringatnya selalu

pemuda itu tetap berada di dalam rumahnya sendirian dan kesepian

menunggu seseorang yang mampu masuk kerumahnya yang kokoh itu

ada terpikir di pemuda itu “ zaman sekarang telah berubah, orang banyak menggunakan nafsunya bukan otaknya, jadi mana bisa mungkin bisa masuk kedalam rumahku ini jika mereka menggunakan nafsunya”.

Tetapi pekiran itu terus di elakkan, dan pemuda itu terus berharap

agar ada bidadari dari langit kembali datang kerumahnya

Bidadari yang baik hatinya

Lembut perkatanya

Sopan penampilanya

Dan yang pasti ia datang bukan membawa nafsu

Maka akan terbukalah pintu rumahku untuknya..

Pemuda itu adalah aku, dan bidadari dari langit itu adalah kamu.

aku adalah penulis ini, dan kamu adalah pembaca tulisan ini.

jangan lupa kunjungi website saya ya : kessos.web.id dan sharepersepsi.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun