engkau itu seperti bidadari dari langit yang akan turun ke dunia
Tetapi engkau tidak tahu kemanakah dikau akan singgah
Sehingga engkau memutuskan untuk kembali lagi ke langit
Tetapi di tengah perjalananmu
Engkau di panggil oleh seorang pemuda
Pemuda itu berpakainya compang-camping, seperti tidak terurus
Pemuda itu berdiri di depan rumahnya yang berdiding bambu
Dan berpintukan besi baja yang kokoh lagi kuat
Engkaupun menghampiri pemuda tersebut
Pemuda tersebut tampak malu saat engkau datanginya
Lantas pemuda tersebut masuk kedalam rumahnya
Engkaupun berkata bolehkah aku masuk?
Tetapi pemuda tersebut keluar kembali melewati dinding bambu tempat pemuda tersebut masuk
Lantas pemuda tadi berkata padamu
Boleh!!!, asalakan engkau masuk melewati pintu besi baja yang kokoh itu
Bukan dari tempat biasa saya masuk.
Lalu engakupun berkata dalam hati
“Andai saja bukan dari pintu tersebut pasti itu sangat mudah bagi saya”
Pemuda tersebut berkata lagi “ dan ingat jika engkau telah masuk, maka engkau akan sukar keluar dari rumah ini, oleh karena itu pikirlah terlebih dahulu sebelum masuk kerumahku”
Lantas pemuda itu masuk kerumahnya,,
Ketika engkau berusaha membuka pintu tersebut
Terdengarlah suara adzan berkumandang
Menunjukan waktu malam telah tiba
Engakupun memutuskan untuk tidak melanjutkan membuka pintu tersebut
dan kembali kelangit seperti sedia kala
rumah pemuda yang berdinding bambu tersebut
sekarang sudah menjadi berdinding besi baja yang kokoh seperti pintunya
dan jikalau engkou ingin mencari lagi rumah pemuda tersebut
engkau akan mendapatkannya kembali
tetapi engkau akan membutuhkan usaha yang keras dua kali lipat dari sebelumnya
jika engkau tidak ada usaha untuk hal itu
maka engkau akan teringatnya selalu
pemuda itu tetap berada di dalam rumahnya sendirian dan kesepian
menunggu seseorang yang mampu masuk kerumahnya yang kokoh itu
ada terpikir di pemuda itu “ zaman sekarang telah berubah, orang banyak menggunakan nafsunya bukan otaknya, jadi mana bisa mungkin bisa masuk kedalam rumahku ini jika mereka menggunakan nafsunya”.
Tetapi pekiran itu terus di elakkan, dan pemuda itu terus berharap
agar ada bidadari dari langit kembali datang kerumahnya
Bidadari yang baik hatinya
Lembut perkatanya
Sopan penampilanya
Dan yang pasti ia datang bukan membawa nafsu
Maka akan terbukalah pintu rumahku untuknya..
Pemuda itu adalah aku, dan bidadari dari langit itu adalah kamu.
aku adalah penulis ini, dan kamu adalah pembaca tulisan ini.
jangan lupa kunjungi website saya ya : kessos.web.id dan sharepersepsi.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H