Masak salah sih? Masak murka sih?
Tapi, ternyata persepsiku itu salah. Bukan karena kesempatan yang langka sehingga semua lomba harus diikuti, tapi karena kita nantinya masih bergelar S.KM (Sarjana Kesehatan Masyarakat) bukan Sarjana Gizi, Sarjana Kesehatan Lingkungan, dll, karena itu tidak ada salahnya kan mengikuti semua lomba, dengan begitu wawasan sama pengetahuan kita akan terus terupgrade sebagai bekal menjadi S.KM nanti, masih satu bendera FKM kan?
Selain itu juga, pikirku, bukannya menulis itu bisa dengan topik apa saja kan? Gak ada batasan bidang, selagi yang kita tulis itu hal yang baik bukan tentang SARA, dll, it's okey menurutku.
#nambah ilmu, #nambah skill menulis why not gitu lho buat menulis atau ikut kompetisi menulis? Tanpa itu, mungkin aku hanya belajar materi kuliah saja.
***
Aku pun tetap pede bikin artikel ilmiah pertamaku dan pertama kalinya menulis tentang K3. Kemudian mendekati hari H pengumpulan karya, aku ternyata belum bikin apa-apa. Tertarik saja ternyata tidak cukup, harus bisa melihat benang merahnya antar berbagai masalah. Pusiiing banget. Sampai akhirnya ku bawa ke kampus dan ku kerjakan di dekanat, barangkali dapat wangsit di situ. Bukannya dapat wangsit, tapi malah tambah budrek, dekanat ramai banget dan banyak kucing-kucing berkeliaran, #phobia kucing itu loh yang bikin gak enak banget.Â
Tapi, deadline pengumpulan semakin mencekikku rasanya. Selain itu, deadline untuk segera pulkam semakin mengiming-imingi. Wes kangen sama rumah dan waktu sudah semakin siang menjelang sore, bisa-bisa sampai Lumajang jam 12 malam aku, sopo sing jemput? Rumah "di bawah gunung semeru" lho hahahahhaha.
Akhirnya berusaha memeras otak. Looooh tiba-tiba cliiiiing banget. Kata-kata "The Power of Kepepet" benar-benar manjur rupanya.
Â
***
Dengan bergantinya orang yang duduk di pinggirku, lalu lalang mahasiswa di situ, begitu juga dengan tulisanku, baris demi baris terisi dan akhirnya jadilah artikel ilmiahku. Lega banget awalnya. Tapiiiii, terlalu bloon atau apa namanya, lupa gak baca aturan main terlebih dahulu bahwa tulisan tidak boleh lebih .... karakter. *lupa berapa*