Dan BONEK satu lagi yang tak lakuin adalah mengirim essay tentang "zero accident". Iya, K3 banget. 180 derajat berbanding terbalik dengan apa yang aku sukai, yakni "kesehatan reproduksi".
Saat itu, sahabatku di PPNS mengajakku untuk ikut kompetisi penulisan artikel ilmiah tentang "zero accident" topiknya. Sungguh, gak ada ketertarikan saat itu bukan gak ada ketertarikan untuk mengikuti kompetisinya, tapi karena topiknya K3 banget, gak ada bayangan mau nulis apa. Namun, temenku ngotot mengajakku untuk ikut, katanya "Jika kamu gak melu, aku yow gak melu wes"
 Lho-lho kok jadi mengancam gini hahahahahhaa, pikirku.
Akhirnya, tak putuskan untuk ikut. Gratis juga. Tak pikir gara-gara gratis, kalah atau menang gak ada ruginya. Browsing-browsing deh, nyari-nyari pemberitaan sana sini sama teori tentang "zero accident". Ternyata semakin dipelajari, menarik juga, pikirku.
Akupun memberanikan diri minta ke panitianya artikel ilmiah yang tahun kemarin dapat juara, nekat wae, mungkin aja boleh. Gak disangka-sangka, akhirnya dikasih sama panitianya, padahal sebenarnya itu dokumen rahasia katanya.
 #dokumen rahasia tapi kok aku dikasih? hahahahahhaÂ
Dan ini merupakan salah satu strategi yang diajarkan oleh temanku yang udah punya jam terbang tinggi di bidang tulis menulis bahwa sebelum menulis alangkah baiknya tahu bagaimana kriteria tulisan yang dapat juara. Tak ada salahnya aku pun mencobanya. Artikel para juara pun ku dapat, ku baca dengan seksama, wah ternyata memang bagus-bagus ya. Tapi, satu yang aku tangkap disitu, sebagian besar artikel itu mengangkat program pemerintah atau program perusahaan lain sebagai studi kasus untuk gagasannya. Intinya optimalisasi program yang sudah ada. Akhirnya searching lagi, searching terus akhirnya nemu topik yang menarik, yakni program pemerintah untuk menciptakan "zero accident" dengan slogan "Saya Pilih Selamat". Simple banget. Cuma 3 kata. Tapi ketika ku baca filosofinya wow amazing banget arti tiga kata itu.
***
Tak dinamakan syaitan jika tak mengganggu manusia.
Sudah menggebu-gebu seperti itu untuk menulis, ada saja yang mengedownkan semangat. Tiba-tiba temenku yang lain nyeletuk "Sudah seharusnya fokus kepada peminatan yang ingin dituju nanti, jok kabeh dipangan, murko jenenge".
Benar juga sih, mungkin sudah seharusnya aku fokus di satu bidang saja, karena selama ini aku selalu ikut berbagai macam perlombaan dengan berbagai bidang mulai pendidikan, gizi, PKIP, kependudukan, ekonomi, dll tak ikuti semua, karena bagiku kesempatan itu hal langka.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!