Mohon tunggu...
Nurmalasari
Nurmalasari Mohon Tunggu... Konsultan - Public Health Specialist

Passionate in Youth4Health & Mental Health | SDGs, Social Network, & Indigenous Enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bapak dan Ibuku: Sarjana Tanpa Gelar

20 Januari 2014   13:36 Diperbarui: 31 Juli 2022   13:55 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapak dan Ibuku bukan Sarjana yang tahu tentang itu semua: gizi, gaya belajar anak, dan lain-lain. Mereka saja buta huruf karena tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali. Tetapi, bagaimana mereka bisa mendidikku seperti itu layaknya "seorang sarjana" yang begitu paham akan semua itu?

I don't know. Namun, yang aku tahu, meskipun kami dari keluarga yang serba kekurangan, tetapi mereka sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Allah pun menjabah semua yang Bapak dan Ibuku lakukan demi aku dengan banyaknya kebaikan yang aku dapatkan selama sekolah. Seperti teman-teman yang suportif; guru yang mencarikan aku beasiswa, memberiku buku-buku untuk belajar hingga aku bisa mendapatkan Rangking 1 berturut-turut, bahkan mementoriku hingga aku sampai bisa mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk bidang Fisika dan berbagai kompetisi lainnya di bidang matematika.

Itulah kenapa aku sangat bersyukur dilahirkan di keluarga ini meskipun bertumbuh di tengah kejamnya kemiskinan.

Arigatou gozaimasu, Okan dan Oton. Sukidayo :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun