Bapak dan Ibuku bukan Sarjana yang tahu tentang itu semua: gizi, gaya belajar anak, dan lain-lain. Mereka saja buta huruf karena tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali. Tetapi, bagaimana mereka bisa mendidikku seperti itu layaknya "seorang sarjana" yang begitu paham akan semua itu?
I don't know. Namun, yang aku tahu, meskipun kami dari keluarga yang serba kekurangan, tetapi mereka sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Allah pun menjabah semua yang Bapak dan Ibuku lakukan demi aku dengan banyaknya kebaikan yang aku dapatkan selama sekolah. Seperti teman-teman yang suportif; guru yang mencarikan aku beasiswa, memberiku buku-buku untuk belajar hingga aku bisa mendapatkan Rangking 1 berturut-turut, bahkan mementoriku hingga aku sampai bisa mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk bidang Fisika dan berbagai kompetisi lainnya di bidang matematika.
Itulah kenapa aku sangat bersyukur dilahirkan di keluarga ini meskipun bertumbuh di tengah kejamnya kemiskinan.
Arigatou gozaimasu, Okan dan Oton. Sukidayo :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H