1.Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa.
Apa yang telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari materi pembelajaran yang akan diajarkan. Oleh karena itu tingkat kemampuan siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung harus diketahui guru. Tingkat kemampuan semacam ini di sebut entry behavior.Â
2.Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis.
Materi-- materi pembelajaran yang berkaitan dengan segi-- egi kehidupan yang bersifat praktis pada umumnya dapat menarik minat siswa untuk mempelajari. Dengan mempelajari materi pembelajaran yang dikaitkan dengan hal itu perhatian yang bersifat khusus akan muncul, karena bisa jadi, materi pembelajaran yang sama, namun dikaitkan dengan kehidupan yang praktis akan memunculkan keterkaitan dengan seg segi tertentu yang sangat beragam.
3.Mengajar harus memperhatikan perrbedaan individual setiap siswa.
Ada perbedaan individual dalam kesanggupan belajar. Setiap individu mempunyai kemampuan potensial (seperti bakat dan intelegensi) yang berbeda antara satu dengan yang lainnya . Apa yang dapat dipelajari seseorang secara cepat, mungkin tidak dapat di lakukan oleh yang lain dengan cara yang sama. Oleh karena itu mengajar harus memperhatikan perbedaan tingkat kemampuan masing-- masing siswa.
4.Kesiapan dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar.
Kesiapan adalah kapasiti (kemampuan potensial) baik bersifat fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu. Jika siswa siap untuk melakukan proses belajar, hasil belajar dapat di peroleh dengan baik, oleh karena itu pembelajaran dilaksanakan kalau individu mempunyai kesiapan.
5.Tujuan pembelajaran harus diketahui siswa.
Tujuan pembelajaran merupakan rumusan tentang perubahan perilaku apa yang akan diperoleh setelah proses pembelajaran. Jika tujuan diketahui, siswa mempunyai motivasi untuk belajar. Agar tujuan mengajar mudah diketahui, maka tujuan harus di rumuskan secara khusus.
6.Mengajar harus mengikuti prinsip psikologi tentang belajar.