Berikut konfliknya:
Keintiman : Individu yang berhasil melewati tahap ini mampu membentuk hubungan intim dan timbal balik dengan orang lain.
Mereka dapat menjalin ikatan yang erat dan merasa nyaman dengan saling ketergantungan. Keintiman melibatkan kemampuan untuk bersikap terbuka dan berbagi diri dengan orang lain, serta kemauan untuk berkomitmen pada hubungan dan melakukan pengorbanan pribadi demi hubungan tersebut.
Isolasi : Jika individu kesulitan membentuk hubungan dekat, mungkin karena krisis identitas yang belum terselesaikan sebelumnya atau takut penolakan, mereka mungkin mengalami isolasi.
Isolasi mengacu pada ketidakmampuan untuk menjalin hubungan yang bermakna dan intim dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kesepian, keterasingan, dan pengucilan.Â
Tahap 7. Generativitas vs. Stagnasi
Generativitas versus stagnasi merupakan tahap ketujuh dari delapan tahap teori perkembangan psikososial Erik Erikson. Tahap ini berlangsung selama masa dewasa pertengahan (usia 40 hingga 65 tahun). Selama tahap ini, individu lebih fokus membangun kehidupan, terutama melalui karier, keluarga, dan kontribusi terhadap masyarakat.
Berikut konfliknya:
Generativitas : Jika individu merasa bahwa mereka memberikan kontribusi yang berharga bagi dunia, misalnya, melalui membesarkan anak-anak atau berkontribusi terhadap perubahan positif dalam masyarakat, mereka akan merasakan generativitas.
Generativitas melibatkan kepedulian terhadap orang lain dan keinginan untuk berkontribusi bagi generasi mendatang, sering kali melalui peran sebagai orang tua, pembimbing, pemimpin, atau hasil karya kreatif yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Stagnasi : Jika individu merasa tidak memberikan dampak positif atau tidak terlibat dalam tugas-tugas produktif atau kreatif, mereka mungkin mengalami stagnasi.