Dalam situasi seperti itu, anak mungkin kurang percaya diri terhadap kemampuannya memengaruhi kejadian, dan memandang dunia dengan rasa khawatir.
Tahap 2. Otonomi vs. Rasa Malu dan Keraguan
Otonomi versus rasa malu dan ragu merupakan tahap kedua dari tahapan perkembangan psikososial Erik Erikson. Tahap ini terjadi antara usia 18 bulan hingga sekitar 3 tahun. Menurut Erikson, anak-anak pada tahap ini difokuskan pada pengembangan rasa kendali pribadi atas
 keterampilan fisik dan rasa kemandirian.
Berikut konfliknya:
Otonomi : Jika didorong dan didukung dalam peningkatan kemandirian mereka, anak-anak akan menjadi lebih percaya diri dan aman dalam kemampuan mereka untuk bertahan hidup.
Mereka akan merasa nyaman dalam mengambil keputusan, menjelajahi lingkungan sekitar dengan lebih bebas, dan memiliki rasa pengendalian diri. Mencapai otonomi ini membantu mereka merasa mampu dan mampu menjalani hidup mereka.
Malu dan Ragu : Di sisi lain, jika anak-anak terlalu dikontrol atau dikritik, mereka mungkin mulai merasa malu dengan otonomi mereka dan meragukan kemampuan mereka.
Hal ini dapat menyebabkan kurangnya kepercayaan diri, takut mencoba hal baru, dan perasaan tidak mampu mengendalikan diri.
Tahap 3. Inisiatif vs. Rasa Bersalah
Inisiatif versus rasa bersalah merupakan tahap ketiga dari teori perkembangan psikososial Erik Erikson. Selama tahap inisiatif versus rasa bersalah, anak-anak lebih sering menegaskan diri mereka sendiri melalui pengarahan permainan dan interaksi sosial lainnya.