Rasa Rendah Diri : Di sisi lain, jika anak menerima umpan balik negatif atau tidak diizinkan menunjukkan keterampilannya, mereka mungkin mengembangkan rasa rendah diri.
Mereka mungkin mulai merasa bahwa mereka tidak sebaik teman sebayanya atau bahwa usaha mereka tidak dihargai, yang menyebabkan kurangnya kepercayaan diri dan perasaan tidak mampu.Â
Tahap 5. Identitas vs. Kebingungan Peran
Tahap kelima dari teori perkembangan psikososial Erik Erikson adalah identitas vs. kebingungan peran, dan terjadi selama masa remaja, sekitar usia 12-18 tahun. Selama tahap ini, remaja mencari jati diri dan identitas pribadi, melalui eksplorasi yang intens terhadap nilai-nilai, keyakinan, dan tujuan pribadi.
Berikut konfliknya:
Identitas : Jika remaja didukung dalam eksplorasi mereka dan diberi kebebasan untuk mengeksplorasi peran yang berbeda, mereka cenderung keluar dari tahap ini dengan rasa diri yang kuat dan perasaan mandiri serta terkendali.
Proses ini melibatkan eksplorasi minat, nilai, dan tujuan mereka, yang membantu mereka membentuk identitas unik mereka sendiri.
Kebingungan Peran : Jika remaja dibatasi dan tidak diberi ruang untuk mengeksplorasi atau merasa prosesnya terlalu membebani atau menyusahkan, mereka mungkin mengalami kebingungan peran.
Ini bisa berarti merasa tidak yakin tentang posisi seseorang di dunia, nilai-nilai, dan arah masa depan. Mereka mungkin kesulitan mengidentifikasi tujuan atau jalan mereka, yang menyebabkan kebingungan tentang identitas pribadi mereka.
Tahap 6. Keintiman vs. Isolasi
Keintiman versus isolasi merupakan tahap keenam dari teori perkembangan psikososial Erik Erikson. Tahap ini berlangsung selama masa dewasa muda antara usia sekitar 18 hingga 40 tahun. Selama tahap ini, konflik utama berpusat pada pembentukan hubungan yang intim dan penuh kasih dengan orang lain.