Mohon tunggu...
Nurma Afifa
Nurma Afifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - BUKAN MANUSIA RIBET

newbie

Selanjutnya

Tutup

Money

(Essai) Bank Sampah sebagai Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi

18 Oktober 2021   07:43 Diperbarui: 18 Oktober 2021   07:46 2384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bank sampah - hiduptanpasampah.com

Tingginya angka produksi sampah di Indonesia semakin mengalami peningkatan setiap tahunnya seiring dengan pola konsumensarisme masyarakat yang semakin melambung tinggi. 

Dibuktikan dengan data Direktur Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun (Dirjen PSLBS) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Tuti Hendrawati Mintarsih (2016) mengatakan bahwa terjadi peningkatan produksi sampah per hari sebanyak 1 ton dari 64 ton per hari di tahun 2015 menjadi 65 ton di tahun 2016. S

tatistik Sampah Indonesia (2012), jumlah sampah yang muncul di seluruh pulau Indonesia mencapai 38,5 juta ton per tahun dengan didominasi wilayah tertinggi yaitu Pulau Jawa (21,2 juta ton per tahun). Dari fenomena ini tentu membutuhkan evaluasi dan peninjauan kembali terkait sistem dan metode pengelolaan sampah.

Proses pengelolaan sampah secara konvensional yang dilakukan oleh pemerintah dengan mengepul sampah pada titik tertentu yang selanjutnya dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau lebih dikenal sebagai paradigma kumpul-angkut-buang. 

Selain pengelolaan sampah konvensional, sebagian masyarakat dan komunitas peduli lingkungan sudah mulai melakukan pengelolaan sampah secara modern dengan berbagai macam inovasi pengelolaan sampah. 

Sistem ini berorientasi pada pemanfaatan sampah untuk digunakan kembali atau menjadi sumber penghasilan tetap warga. Beragam inovasi pengelolaan sampah seperti tenaga pembangkit listrik berbasis sampah, produksi kerajinan dari sampah, bank sampah dan yang lainnya.

Kegiatan pembatasan penggunaan bahan anorganik dan memaksimalkan pengelolaan sampah bertujuan agar seluruh lapisan masyarakat baik dari kalangan pejabat hingga buruh dapat merasakan manfaat dari daur ulang sampah atau yag lebih dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse, Recycle (3R) melalui upaya penanganan yang terprogram. 

Salah satu inovasi yang di angkat pada topik pembahasan kali ini adalah bank sampah. Ilmu Kesehatan Lingkungan menyatakan sampah (refuse) adalah benda yang sudah tidak memiliki nilai jual baik dari segi keindahan, harga dan kelayakan sehingga tidak memungkinkan untuk dipakai atau harus dibuang agar tidak mengganggu kelangsungan hidup.

Sampah dibedakan menjadi dua jenis yaitu sampah organik yaitu berasal dari sisa makhluk hidup yang terdapat di alam dan anorganik yang dihasilkan dari berbagai proses pengelolaan dimana sampah ini membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses penguraiannya oleh bakteri secara alami. Upaya pengelolaan sampah adalah wujud dari penerapan menjaga kebersihan lingkungan. 

Untuk menciptakan lingkungan sehat dan bersih membutuhkan strategi pengelolaan dan administrasi yang baik dan sesuai dengan standart kebutuhan. DPU Cipta Karya (1993) pengelolaan sampah adalah serangkaian upaya untuk mengatur atau mengelola sampah dari proses pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan akhir.

Bank Sampah adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang bisnis pengelolaan sampah dan didirikan sebagai wadah untuk membina, melatih dan mendampingi warga untuk mengembangkan potensi di bidang ekonomi yakni dengan proses pemasaran hasil kegiatan pengelolaan sampah. Dengan tujuan untuk meminimalisir penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir dan mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat. 

Solusi Bank Sampah sebagai salah satu inovasi yang mampu membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah di Indonesia. Bank sampah mengalami peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas pada setiap tahunnya, hal ini di buktikan dengan data Unilever Indonesia (2014) yang menyatakan pengaruh kegiatan bank sampah sangat besar bagi masyarakat hunian seperti Program Bank Sampah PJHI Makasar mampu menghasilkan rata-rata Tonase sampah per bulan yaitu 1,5 ton dengan omset per bulan Rp. 1.200.000-, sampai Rp. 1.400.000-, dan Bank Sampah Malaka Sari Jakarta menghasilkan rata-rata Tonase Sampah perbulan yaitu dua ton dan omset perbulan mencapai Rp. 5.000.000-,. 

Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa menjadi sukses tidak perlu melambungkan angan setinggi angkasa, namun mulailah dari hal-hal terkecil bahkan yang tidak memiliki nilai jual bisa dijadikan permulaan untuk menggali kesuksesan disertai dengan keuletan dan kerja keras.

Kesehatan masyarakat juga mendapat dampak positif dari kegiatan bank sampah, dengan istilah sekali mendayung menyeberangi dua pulau sekaligus masyarakat mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi dan kesehatan. Lingkungan sekitar menjadi bersih dan sehat sehingga terhindar dari gangguan penyakit baik musiman maupun penularan. 

Kegiatan bank sampah juga menyediakan koperasi sembako dan simpan pinjam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan sistem setor sampah ke petugas koperasi untuk ditimbang nilai jualnya dengan ketentuan yang sudah ditetapkan, lalu ditukar dengan kebutuhan masyarakat seperti sembako.

Dengan memanfaatkan program Bank Sampah secara efektif dan efisien, secara langsung masyarakat akan merasakan dampak positif secara berkala dan meningkatnya kesejahteraan di bidang ekonomi dan kesehatan. Sesuai dengan perkembangan zaman, manusia dituntut untuk mengolah dan meningkatkan potensi sumber daya manusia nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun