Berdasarkan laporan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), rata-rata bunga yang dikenakan oleh layanan BNPL bisa mencapai 2-3% per bulan.
Kebudiluhuran menuntut kita untuk selalu waspada dan bijak dalam setiap tindakan, namun banyak yang mengabaikan prinsip ini demi kenyamanan sesaat yang ditawarkan BNPL.
Untuk menjaga keseimbangan hidup dan tetap berpegang pada nilai-nilai kebudiluhuran, penting bagi kita untuk menabung dan bijak dalam menggunakan teknologi.Â
Menyisihkan pendapatan untuk tabungan dan kebutuhan darurat, serta menghindari godaan belanja impulsif, adalah langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan finansial.
Financial planners menyarankan agar setiap individu menyisihkan minimal 20% dari pendapatan bulanan untuk tabungan.
Dengan demikian, kita dapat hidup sesuai dengan prinsip kebudiluhuran yang mengajarkan kesederhanaan, tanggung jawab, dan hidup dalam batas kemampuan, serta menghindari jebakan utang yang dapat merusak masa depan kita.
Dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi, mulai dari lonjakan harga kebutuhan hingga gaya hidup konsumtif, penggunaan layanan BNPL memang tampak sebagai solusi instan yang menggiurkan.
Namun, dibalik kemudahan tersebut tersembunyi risiko keuangan yang serius, yang dapat mengancam kestabilan finansial dan bertentangan dengan prinsip-prinsip kebudiluhuran yang mengajarkan kesederhanaan, tanggung jawab, dan kehati-hatian dalam berutang.
Rendahnya literasi keuangan dan pergeseran preferensi masyarakat dari kartu kredit ke BNPL hanya memperparah situasi ini, membuat banyak orang terjebak dalam utang yang sulit dilunasi.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk kembali pada nilai-nilai kebudiluhuran yang menekankan pada hidup dalam batas kemampuan dan bertanggung jawab atas setiap keputusan finansial.
Menabung sebelum membeli sesuatu dan bijak dalam menggunakan teknologi adalah langkah-langkah yang dapat membantu kita menghindari ketergantungan pada BNPL dan menjaga keseimbangan finansial.