Mohon tunggu...
Lateefa Noor
Lateefa Noor Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis amatir yang selalu haus ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Ketetapan

6 Oktober 2023   19:17 Diperbarui: 6 Oktober 2023   19:19 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:  Chan Factory from Pixabay

Di sela rintik yang berjatuhan, kauutarakan maksud hati yang telah lama kuidamkan. Ia adalah sebentuk komitmen masa depan; tentang aku dan kamu yang akan mengukir janji indah di hadapan semesta.

Tepatnya di sebuah kafe bernuansa vintage yang terletak di kota kecil tempat pertama kali kita bertemu. Ditemani coffee latte dan pisang crispy yang lumayan mengenyangkan. Sungguh, momen itu selalu ranum dalam ingatan. Sebentuk keberanian yang patut diacungi jempol karena nyatanya ada banyak hal yang masih perlu dimantapkan, mengingat rentang waktu kedekatan kita masih terhitung sebentar.

Ah, kenangan itu kembali segar memenuhi pikiran.

Aku masih mampu mengingat dengan jelas detail demi detail perbincangan berat nan hangat antara kita berdua. Kala itu, tetesan hujan menderas di luar. Namun, bulir bening di kedua mata ini turut serta mengabadikan; hampir berserakan. Karena, kata sepakat yang kita buat akan segera berbuah suatu ketetapan yang melegakan.

12 November 2016.

Itulah waktu sepakat kita. Pilihan waktu untuk membuat keluarga kita lebih akrab. Di sana, keluargaku menyambut keluargamu dengan penuh suka cita. Obrolan singkat nan erat untuk menentukan masa yang tepat bagi kita; demi kebersamaan kita selanjutnya.

12 November 2016.

Saat itu, kupercayakan keluarga kita sebagai penentu, dan kamu juga tentunya, untuk memilih waktu yang tepat. Saat yang diharap untuk terlaksananya sebuah ikrar suci yang menjadi sepakat.

Bukan secara langsung aku menyaksikan acara sepakat itu. Sebab, masih ada tanggung jawab di pulau seberang yang masih mengikat. Dari jauh ke mendoa dalam senyap. Semoga waktu terbaik akan kita dapat.

Dag dig dug.

Diri ini berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang, karena semacam percaya yang teramat kepada ia sang pengambil sikap. Namun, tak dapat ku pungkiri rasa yang berkecamuk perlahan mendekat.

Ternyata begini rasanya, batinku dengan perasaan campur aduk.

Saat itu, di sepetak kamar yang tidak terlalu lebar, aku menunggu ketetapan dalam sabar. Aku merasa seolah-olah waktu bergulir begitu lambat. Jantung pun berpacu sedikit lebih cepat. Ah, entah seperti apa suasananya. Seribu tanda tanya tanpa sengaja merasuk begitu hebatnya.

Menunggu ketetapan dalam debar. Menanti kepastian dalam samar.

Setelah hitungan jam menunggu, sang penentu akhirnya mengetok palu. Sebuah ketetapan telah ditentu. Rasa haru menderas dalam satu waktu.

Selepas ketetapan sudah berlaku, terhitung sekian bulan lagi kita bertemu. Suatu pertemuan dengan nuansa penuh haru. Baris temu yang amat kita tunggu; tanpa jarak, tanpa rentang waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun