Mohon tunggu...
Lateefa Noor
Lateefa Noor Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis amatir yang selalu haus ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Aku Butuh Psikiater

5 September 2023   20:09 Diperbarui: 5 September 2023   20:14 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Image by Pixabay

"Nanti belajar bareng, ya, Sayang. Banyak referensi yang harus kita pelajari bersama tentang hal ini. Perkara kesehatan mental ini berat. Kita nggak boleh gegabah mengambil kesimpulan. Selain itu, tidak dibenarkan juga untuk melakukan diagnosis mandiri. Sementara ini, kalau ada yang mengganjal, cerita sama aku, ya! Aku di sini, berusaha untuk jadi pendengar yang baik. Kamu boleh cerita apa pun, Sayang. Nggak boleh ada yang ditutup-tutupi lagi. Oke?" ucapnya cukup menenangkan.

Cukup saja, ya. Masih ada ruang kosong yang perlu diisi, agar isi kepala kembali bersih, tidak ada niat sedikit pun untuk self-harm seperti yang selama ini kerap dilakukan.

"Oke," kataku tanpa membantah. Meski pun, dalam hati ingin sekali marah karena merasa tidak ada solusi yang diulurkan. 

Sebenarnya, ingin kuungkap segala alasannya perihal egoku yang meluap. Ingin sekali rasanya menghidupkan 'Jiwa Joker' dalam diri, yang ketika disakiti begitu dalam akan balas dendam dengan teramat kejam. Akan tetapi, segera kuurungkan niatku itu.

Berbuat baik dengan orang yang telah berlaku buruk pada kita adalah sebuah kebaikan dan dendam hanya akan mengotori hati dan pikiran, bukan?

Sebab, dalam agama yang kuanut, jika kita diperlakukan dengan kurang baik, maka balasan terbaik dari kita adalah dengan cara membiarkan, kalau tidak mempan, ya, sembari mendoakan. Maka, hal baik akan kembali pada diri kita entah dalam bentuk apa nantinya.

Setelah berpikir demikian, dengan segenap jiwa, kupasrah. Aku berharap bahwa orang-orang yang telah mengusikku tanpa arah, biar secepatnya berubah. Agar tidak ada jiwa-jiwa baru yang akan terluka lebih parah.

Cukup aku saja yang mentalnya hancur. Sebab mendengarkan kabar miring yang tak berujung.

Cukup aku saja yang tak beruntung; yang diperbincangkan di luar fakta tanpa tabayyun.

Kali ini, fokusku kembali pada diri pribadi. Melunakkan hati yang sempat memanas. Meredam duka yang jika ditangisi saja sungguh tak pantas.

Teruntuk aku ...

Segera bangkit!

Perbaiki mental yang hampir rapuh.

Perbaiki iman yang nyaris runtuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun