Mohon tunggu...
Lateefa Noor
Lateefa Noor Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis amatir yang selalu haus ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu Raya dan Rasa Hilang Percaya

31 Agustus 2023   18:18 Diperbarui: 31 Agustus 2023   18:43 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harapannya, sih, ke depannya tidak demikian.

Saat ini, ketika tanpa sengaja menyelami perihal topik yang lumayan sensitif begini, aku lantas teringat kala salah seorang kenalan pernah merasa kecewa pada masa pemilihan periode sebelumnya.

Kala itu, ada satu atau dua tokoh yang didukung dengan segenap jiwa, malah berpindah haluan; merapat pada barisan yang tidak diharapkan.

"Aku sungguh kecewa, sudah tak bela-belain ribut sama saudara dan tetangga, loh. Malah kayak gitu akhirnya. Beda arah. Omongannya inkonsisten. Nggak jelas banget, deh," kata dia dengan lantang.

Salah siapa? Fanatik, kok, kebangetan. Bukankah sudah menjadi rahasia umum kalau--- Ah, aku tak berani melanjutkannya. Barang kali, ada kata-kataku yang keliru dan malah menjadi bumerang bagiku. Kan, seram, ya?

Itulah sebabnya, ada pelajaran berharga dalam setiap problematika yang ada. Salah satunya tentang pemilu raya ini. Adalah, kita tidak boleh terlalu mencintai atau membenci secara berlebihan. Porsinya dibikin pas saja, agar kecewa yang didapat tidak membuat diri kelimpungan.

Menyoal politik ini memang rumit. Arusnya mengalir bak air. Deras sekali. Maka dari itu, kalau tidak ingin tergelincir, sebaiknya butuh kehati-hatian yang tinggi. Sesekali, tengok kanan dan kiri. Sebab, kebanyakan pemilik kewenangan memang berjalan sesuai dengan kepentingan masing-masing. Sehingga, sebagai pemilih harus lebih bijak agar tidak semudah itu terjebak.

Jebakan itu mungkin tidak mematikan, tetapi bisa saja menyakitkan kalau sampai gara-gara beda pilihan sampai ribut dengan orang-orang sekitar. Toh, pihak yang dipilih belum tentu paham gejolak yang riuh di lapisan terbawah. Kenapa pemilih yang budiman malah gaduh di belakang. 

Kali ini, sudah saatnya mendinginkan isi kepala, agar tidak sebentar-sebentar panas. Pun, tidak sedikit-sedikit adu mulut. Dibawa santai saja! Akan tetapi, jangan sampai merusak ritmenya. Selain itu, yakinkan diri bahwa politik itu bisa menjadi pertunjukan yang asyik.

Bagi yang sudah berada pada tingkat hilang percaya, boleh saja, kok. Asalkan, tidak terkena gejala skeptis akut. Bakal bahaya juga. Sebab, semua punya hak suara yang sama, makanya kudu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Entah itu membela tim ramping atau gemuk, sah-sah saja.

Jadikan perbedaan sebagai seni, yang tetap saja indah meski dipandang dari berbagai sisi. Seharusnya begitu, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun