Mohon tunggu...
Lateefa Noor
Lateefa Noor Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis amatir yang selalu haus ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebaris Trauma

30 Agustus 2023   18:52 Diperbarui: 30 Agustus 2023   18:58 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, Nania juga tidak mungkin bercerita ke sembarang orang. Sebab, penafsiran orang terkadang kerap keliru. Seseorang bilangnya pisang, bisa saja bertransformasi menjadi kolak atau keripik sekalian. Ngeri, kan? 

Maka dari itu, Nania memilih untuk berfokus pada diri sendiri agar sesegera mungkin bisa berdamai dari sebaris trauma yang kian menyiksa.

"Kalau ada uneg-uneg yang mau dikeluarkan aja, ya, Sayang! Mas siap nyimak." Haris berkata dengan lembut seraya menggenggam tangan Nania penuh cinta. Jujur, ia hatinya benar-benar tidak karuan ketika melihat sang istri hanya diam. Seolah-olah, ada beban pikiran menggunung yang sedang ditanggung.

"Santai, Mas!" Nania merespons dengan nada santai. Untuk satu hal tentang ini, ia sedikit berbohong. Nania tidak berani berkata jujur karena takut kalau malah membuat keadaan kian semrawut di keluarga besar sang suami nantinya.

Haris menghela napas sejenak. Ia menatap lurus ke depan sambil sesekali menimpali sang sopir travel yang tengah bercerita seru mengenai bermacam-macam topik.

Nania melirik sang suami sekilas. Ia mengerti kekhawatiran sang suami begitu kuat. Akan tetapi, ia juga tidak bisa berbuat banyak. Bagi Nania, menyimpan segenap keresahan itu adalah keputusan yang terbaik.

Nanti, ya, Mas. Aku bakal cerita pelan-pelan. Kalau aku udah siap. Kalau waktunya sudah tepat. Untuk sekarang, biarkan begini saja, ya! Nania membatin.

"Maaf." Nania berucap lirih.

Haris terdiam sesaat. Lalu, ia menimpali, "Kamu nggak salah. Wajar, kok, kalau kamu belum merasa nyaman untuk berbagi keluh kesah. Kita masih banyak waktu untuk memperbaiki komunikasi. Maafin Mas kalau hingga detik ini masih belum mampu membuatmu aman."

Nania tergugu. Ia tidak menyangka kalau Haris akan memaparkan kalimat menusuk kalbu seperti itu. 

Selama ini, yang paling kurang dari relasi antara Nania dan Haris memang perihal Komunikasi. Keduanya masih terus belajar untuk mengurangi kesalahpahaman yang kerap terjadi pada awal-awal pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun