Mohon tunggu...
Lateefa Noor
Lateefa Noor Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis amatir yang selalu haus ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Lelaki Bermata Sendu

23 Agustus 2023   16:56 Diperbarui: 25 Agustus 2023   00:05 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Mohamed-hassan by Pixabay

Respons Albi tak kalah singkat. Naira kelimpungan. Sebab, ia bingung harus menimpali dengan pesan apa lagi agar komunikasi antara keduanya berjalan lancar.

Albi: Boleh kita ketemu? Ada sesuatu yang ingin kusampaikan.

Untung saja, satu pesan dari Albi kembali mengisi kolom chat keduanya. Sehingga, Naira menjadi semringah dibuatnya.

Sangat jelas bahwa tak ada basa-basi yang tergambar dari kata-kata lelaki bermata sendu itu. Naira masih sibuk menerka perihal apa saja yang ingin diutarakan.

"Apakah ia akan menikah. Lalu, ia mengundangku secara langsung? Realistis boleh, bukan? Toh, dari penuturannya tadi, Albi hanya menganggapku sebagai sahabat. Jadi, wajar saja kalau dia ingin aku hadir pada momen bahagianya." Naira sibuk bertanya-tanya.

Naira: Ke rumah saja. Bisa?

Naira mencoba memastikan. Kalau lelaki itu menolak, ia pun tak bisa memaksa. Karena kediaman mereka berada di beda kota, jarak tempuhnya lumayan jauh, sekitar 3 jam jika naik kendaraan umum.

Albi: Bisa banget. Satu minggu lagi aku akan ke rumahmu. Tunggu aku.

Nekat, batin Naira sembari melebarkan senyumnya.

Naira sibuk menata debar jantung yang sedari tadi tak kunjung sudah. Ia gelisah. Ia lantas beringsut ke luar kamar. Yang ia cari pertama kali adalah Mamak. Wanita hebat yang barangkali mampu meredam resah. 

Ternyata, beliau sedang bercengkerama dengan Bapak di ruang keluarga. Ia ragu antara mau bilang atau tidak pada mereka tentang kedatangan lelaki itu. Tak menunggu lama, ia memberanikan diri untuk membuka suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun