Mohon tunggu...
Ella Yusuf
Ella Yusuf Mohon Tunggu... Administrasi - Tukang Kebun

I love reading as much as I love my cats

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rin (Chapter 4 of 5)

28 Juli 2015   15:37 Diperbarui: 11 Agustus 2015   20:53 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

**

Tuan besar terkulai lemah ketika kami masuk, ada alat yang menempel di jari dan dadanya. Meski begitu tapi ia sempat menyunggingkan senyum tipis ke arahku. Ia menyuruh nyonya keluar dan meminta aku dan tuan muda mendekat.

“Pernikahan kalian akan diatur dalam waktu dekat,” ujar tuan besar dengan suara tercekat. Aku memegangi tangan tuan besar.

“Tuan...” gumamku. “Itu syaratnya,” lanjut tuan besar, tapi kali ini matanya lurus tertuju pada Tuan Hiro. Mendengar ini, Tuan muda menghela nafas, “akan kupanggil dokternya,” sahutnya. Tuan besar tersenyum dan mengusap kepalaku. Aku hanya bisa menatapnya, “tuan, cepatlah sembuh...” 

**

“Akagi akan mengantarmu ke hotel,” ucap Hiro singkat setelah ibunya pergi mengurus beberapa pekerjaan kakek yang tercecer.

“Saya akan menunggu di sini,” jawab Rin, tak seperti biasanya Rin yang selalu ketakutan kali ini terdengar berani. Hiro menyunggingkan senyum sinisnya. Entah sampai kapan gadis ini mau berpura-pura.

“Terserah kalau begitu,” ia melenggang meninggalkan Rin di ruang tunggu sendirian. Hiro lapar, ia akan mencari makan lalu pergi ke anak perusahaan di Kyoto. Saat ini kakeknya sudah dalam penanganan dokter dan tiga hari lagi operasi pemasangan stent akan dilakukan. Masalah rencana pernikahan yang dipercepat, untuk sementara ini Hiro akan menerimanya, paling tidak sampai kakek kembali sehat, baru setelah itu, ia akan membereskan semuanya.

**

Rin terlihat cantik dalam balutan gaun brokat putih. Seluruh aura kecantikan berhasil ditarik keluar oleh penata rias. Dengan rambut depan dikepang daun dan gelungan manis di bagian belakang, Rin tampil mengagumkan. Kulit putihnya berpendar dan wajah pucatnya sudah disapu riasan tipis. Penata rias memilih lipstik merah untuk bibir Rin, dan benar saja, dengan bibir merah menyala, bulu mata lentik dan alis hitam, ia terlihat layaknya ratu peri. Ratu peri yang sedih.

Pernikahan adalah hal yang selalu diimpikan olehnya. Kuil kecil di atas bukit, kimono, kehadiran ayah-ibu, bibi, sahabatnya marie dan calon suami yang ia cintai... jelas sekarang mimpi itu tak akan terwujud. Sebagai gantinya, kapel cantik, aula megah, dan ratusan orang yang tidak ia kenal akan menghadiri pernikahan Rin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun