"16 ribu..."
"Oooh... iya udah rendah itu. Tapi gusi kuping idung gak ada yang berdarah kan?" tanyanya sambil melemparkan pandangan ingin tahu ke Adnan.
"Enggak bu."
"Alhamdulillah mbak, cepet ketahuannya... Anak saya pas pendarahan di mata baru ketauan ada ITP, akhirnya dia gak bisa liat sampai sekarang..." ucapnya lirih. Jantungku mencelos seketika.
"Mah, aku keluar dulu ya, bu saya keluar dulu udah adzan..." tanpa menunggu jawaban mereka, kutinggalkan ibuku dan ibu itu.
Kurasakan badanku bergerak ke arah pintu. Dadaku nyeri, tapi bisa kurasakan kalau sekarang aku tengah bernafas cepat. Aku berjalan tanpa menoleh kanan-kiri, keluar dari UGD. Sekeluarnya dari pintu IGD, kualihkan pandangan ke arah lapangan rumput besar.
Kucari tempat duduk terdekat lalu kujatuhkan tubuhku ke bangku. Aku duduk diam sambil berusaha menarik nafas sedikit-sedikit.
"Allahu akbar... Allahu akbar... Laa ilaa haa Ilallah..."Air mata takutku akhirnya mengalir. Kuembuskan jawaban dari panggilan sholat maghrib ini "Laa haula walaa kuwwata illa billaah..."
bersambung...
--
Catatan kecil: