"Apa maksudmu?"
"Ia hanya ingin kau fokus pada-Nya. Kau terlalu menginginkan hal lain sampai lupa dengan hal lain yang Ia berikan untukmu,"
Mendengar ini, si perempuan menangis tersedu-sedu. Bibirnya yang kelu entah bagaimana masih bisa menyebutkan nama Dzat yang paling ia cintai. Hatinya tersaya-sayat rasa bersalah, rasanya sesak dan berat.
Ia menjatuhkan dengkulnya ke lantai, dengan gerakan penuh perasaan ia bungkukkan badannya, ia lekatkan dahinya ke lantai hingga ujung hidung dan bibirnya menekan lantai yang dingin.
"Ampuni hamba"
----
Cerpen ini ditulis dalam rangka menjalin persahabatan lewat event "Cemburu di Bulan November". Untuk tulisan sahabat-sahabat baruku lainnya, KLIK LINK INI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H