"1400 tahun sejak kepergianmu... sudah ribuan tahun sejak kau meninggalkan kami, telah banyak yang terjadi..." bisik Uqail ke arah kerikil kecil di bawah wajahnya. "Ingin kuceritakan semua, ingin kuadukan semua, tentang apa saja yang menimpa kami, tentang perjuangan kami, tentang ribuan nyawa saudara kami-saudari kami....
tentang tanah kami, tanahmu, tanah Ibrahim, tanah Sulaiman..." lanjutnya serak.
"Sungguh, kalau lah kau bisa kembali,
barang satu jam...
satu menit...
satu detik...
kalau lah engkau masih bersama kami..." ia hentikan kalimatnya, ia biarkan doanya menggantung di situ. Dadanya makin berat.
Uqail terdiam. Lama.
Begitu tenang, ia lanjutkan ceritanya ke seseorang yang ia harap, atas izin Tuhannya, tengah mendengarkan. Ia telan rasa sesaknya, "Ini bukti dari syahadah kami, kepada Tuhan kami dan kepadamu... Dengan izin Tuhanku, akan kurebut kembali Al Quds... tunggu aku yaa kekasih Allah,"
Lalu pagi itu, ketika matahari berada di separuh jalan, suara dentuman bergemuruh di langit Al Aqsa.
--