Mohon tunggu...
Nurlailatul Fadilah
Nurlailatul Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang calon guru

Jadilah layaknya gelas kosong.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan Pemikiran Filsafat Pragmatisme dalam Pendidikan

30 Desember 2021   15:19 Diperbarui: 30 Desember 2021   16:45 1855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Aspek selanjutnya yakni ditinjau dari peran pendidik dan peserta didik. Pendidik memiliki peran sebagai penstimulasi peserta didik agar memiliki keterampilan dalam berkomunikasi baik dengan pendidik atau antar peserta didik yang lainnya mengenai berbagai gagasan-gagasan yang bermanfaat untuk mengatasi permasalahan sehari-hari. Dalam penentuan permasalahan ini haruslah dikaitkan dengan materi atau bahan ajar (Dardiri, 2007). Tentunya bahan ajar ini sangat terkait dengan kurikulum. Kurikulum dalam pragmatisme pendidikan sangat menekankan pada "how to think" dan "how to do" daripada "what to think" dan "what to do". Hal tersebut agar peserta didik mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan yang cenderung berubah (Nursikin, 2016).

Selanjutnya jika ditinjau dari aspek evaluasi pembelajaran, pendidikan pragmatisme mengutamakan evaluasi proses yang lebih menekankan pada kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi atau mengemukakan pendapat secara sistematis, runtut, dan jelas serta dapat dipahami oleh lawan bicara. Hal tersebut tentunya dapat dilakukan melalui diskusi kelompok kecil maupun besar atau bahkan diskusi kelas (Dardiri, 2007).

SIMPULAN

Pragmatisme adalah aliran berfikir yang menganggap bahwa suatu teori yang tepat adalah teori yang berguna, siap pakai, dan berlaku dalam dunia realitas dimana memiliki kecenderungan untuk manusia bertindak secara praktis.

Ada beberapa aspek implementasi pendidikan pragmatisme yang harus diketahui. Pertama, tujuan pendidikan memberikan berbagai pengalaman serta penemuan baru dalam hidup yang mana harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat serta lingkungan di sekitarnya. Kedua, siswa merupakan individu yang memiliki pikiran yang aktif dan kreatif (bukan silent individual) dan pendidik berperan sebagai pemerhati lingkungan masyarakat sekaligus pendorong anak untuk turut berperan dalam pemecahan malah. Ketiga, kurikulum yang digunakan haruslah merupakan satu kesatuan dan saling terikat sehingga terdapat keterpaduan antara pengalaman yang ada disekolah dan di luar sekolah. Keempat, metode yang digunakan dalam pendidikan pragmatisme lebih mengutamakan pada metode pemecahan masalah serta metode penyelidikan dan penemuan. Kelima, guru berperan sebagai pengawas sekaligus pembimbing bagi siswa tanpa menghambat minat dan kebutuhannya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Dardiri, Achmad. (2007). Implikasi Pandangan Filsafat Pragmatisme Richard Rorty Tentang Epistemologi Dalam Bidang Pendidikan. Cakrawala Pendidikan, (2).

Nursikin, Mukh. (2016). Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Dan Implementasinya Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Attarbiyah, Journal of Islamic Culture and Education, 1(1).

Priyanto, Dwi. (2017). Implikasi Aliran Filsafat Pragmatisme  Terhadap Praksis Pendidikan. JPII, 1(2).

Topan, Mohamad. (2021). Pragmatisme Dalam Pendidikan Di Indonesia: Kritik Dan Relevansinya. AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, 1(1).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun