Mohon tunggu...
Nurlaila Indah
Nurlaila Indah Mohon Tunggu... Guru - @nurlailaindahj

I might be the one you'd never like to know about, but I'm the pearl that you could only find in the deep of the sea. :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Suka Main TikTok? Waspadai Hal Berikut

5 Juli 2020   05:00 Diperbarui: 5 Juli 2020   05:26 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tik Tok, siapa sih yang nggak kenal aplikasi hits yang sekarang sedang tren di kalangan remaja ini?

Setelah bergabung dengan aplikasi Musical.ly pada tahun 2018,

TIK TOK aplikasi buatan Zhang Yiming ini mendadak jadi aplikasi terlaris dan telah diunduh lebih dari 2 Milyar di seluruh dunia.

Di tengah pandemi, aplikasi yang banyak digunakan untuk membuat video pendek berisi tarian, lip-sync, komedi dan semacamnya ini berhasil menyita perhatian banyak publik. 

Tak jarang kontennya pun membuat geleng-geleng kepala.

Bahkan saat ini, bukan hanya remaja yang bermain Tik Tok. Orang dewasa pun melakukannya.

Ibu-Ibu Heittzz Abiees (dok. pribadi)
Ibu-Ibu Heittzz Abiees (dok. pribadi)

Viral pula di berita. Coba lihat nih, ada tiga ibu-ibu menari dengan asiknya di jembatan Suramadu?

Oh My God!!

Jiwa muda sekali mereka ya? :D

Bukannya apa-apa, tapi ya mbok pilih-pilih tempat yang lain gitu.

Kalau mau nari nanti lagi jangan di jembatan Suramadu deh bu, di jembatan Ancol aja. Hehe.

Sebenarnya, apa sih bagusnya aplikasi ini?

Ya, aplikasi ini dapat membuat penggunanya menjadi lebih kreatif. Betul sekali.

Tapi, ada juga beberapa efek negatif yang perlu diwaspadai.

Pornografi

Tik Tok Application
Tik Tok Application

Tik Tok pernah diblokir oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 3 Juli 2018 lho,

karena kontennya yang tidak sesuai dengan penggunanya yang rata-rata masih remaja. 

Namun akhirnya dibuka kembali satu minggu setelahnya setelah beberapa negosiasi. 

Meskipun begitu, hal ini pastinya membuat banyak orang tua khawatir, 

karena secara tidak langsung Tik Tok bisa saja meracuni pikiran anak-anaknya dengan konten dewasa yang tidak seharusnya mereka lihat.

Selain itu, karena aplikasi ini pula anak-anak seringkali tergoda untuk tampil berani dengan pakaian yang lebih terbuka 

dan mengundang banyak perhatian pria.

Oalahh auratmu itu, nduk. . . .

Kecanduan

Tik Tok Dance Challenge
Tik Tok Dance Challenge

Aplikasi ini benar-benar bisa menimbulkan kecanduan. Aplikasi ini mungkin hanya menawarkan durasi pendek di setiap videonya. 

Tapi, inilah yang membuat banyak orang menjadi ketagihan untuk terus menggunakannya. 

Kenapa? 

Karena mereka ingin mendapatkan lebih banyak pengikut dari konten yang diunggah.

Efek dopamin yang diciptakan saat mendapatkan banyak dukungan dari pengikut, 

dapat membuat seseorang untuk menghabiskan waktunya berjam-jam bahkan seharian. 

Hanya untuk membuat konten yang dianggap sedang populer atau sekedar mempelajari gerakan tarian yang baru. 

Dan saat ini, sudah dilaporkan ada beberapa kasus kematian terjadi saat bermain tiktok dengan menirukan adegan-adegan berbahaya.

Kalau sudah kecanduan begini, gimana mau belajar dengan baik?

Gimana Indonesia mau maju, kalau generasi penerusnya hanya asik bermain Tik Tok?

Jauh dari Orang Terdekat

Self Isolation
Self Isolation

Saking asyiknya bermain, pengguna Tik Tok malah jadi terasing dari dunia yang sesungguhnya. Mereka akan sangat sibuk dan super sibuk dengan teman-temannya di dunia maya. Banyak dari mereka berharap suatu hari bisa terkenal atau viral.

Hanya untuk viral, mereka bisa lupa dengan teman atau keluarga terdekatnya.

Bullying

Bowo Alpenliebe
Bowo Alpenliebe

Kasus perundungan di berbagai jejaring sosial belakangan ini banyak terjadi, bukan hanya di Tik Tok. Bullying bisa berakibat fatal untuk perkembangan mental anak. Anak-anak bisa menjadi stress dan depresi, jika dibiarkan hal ini bisa berujung bunuh diri.

Lain halnya saat konten yang diunggah mendapatkan respon baik. Kasus bullying akan terjadi saat konten yang diunggah dianggap buruk 

atau tidak menarik. 

Bowo Alpenliebe, salah satunya. 

Bowo yang ingin mengadakan meet up dengan fansnya berakhir dengan bully yang berkepanjangan. 

Sempat dicibir ALAY, tapi justru sekarang banyak orang yang menggunakan aplikasi ini. Duh.

Lucu ya . . . .

Jadi, apapun nama aplikasinya, bagaimanapun fiturnya. 

Kendalinya harus tetap ada pada diri kita sendiri. 

Jika ingin menggunakan aplikasi ini, gunakanlah dengan bijak. 

Jangan sampai waktu kita tersita sia-sia hanya untuk main Tik Tok ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun