Di sebuah gubuk kecil dengan angin yang sejuk danpemandangan yang indah. Jam menunjukkan pukul 2 siang tapi keadaan langit sudahgelap menandakan akan turun hujan.Â
"Elena lihat deh awan nya" Kesya menarik tangan kuuntuk melihat keluar.
"Awan nya gelap ya, bentar lagi kayanya hujan"kata ku sambil melihat ke atas awan.Â
"Kalo hujan kita harus cepat-cepat pulangsekarang" Azka ikut melihat awan di atas yang mulai gelap.Â
"Bentar lagi aja pulang nya masih siang ini" jawabNathan sambil memainkan game hp nya.Â
   Tidak lama dari itu turun hujanÂ
"Tuh kan bener hujan" Kesya mengulurkan tangan nyakeluar untuk memastikan apakah itu benar hujan.Â
"Yah kita ga bisa pulang cepat kalo hujan nya makinderas" aku khawatir jika pulang terlalu larut.Â
"Tapi kita bisa neduh dulu di sini, pemandangan didepan juga bagus apalagi kalo di tambah hujan kaya gini" kata Azka sambilmelihat gunung-gunung di depan nya.Â
"Ide bagus!" jawab Nathan semangat.Â
"Oh iya tentang kuliah kalian mau lanjut ke mana?"aku memulai topik untuk membicarakan tentang perkuliahan.Â
"Aku tetap bakalan ikut papah deh ke Jakarta"jawab Kesya.Â
"Nanti jauh ya sama aku" dengan raut wajah ku yangsedih, Kesya tidak menjawab apa-apa tapi terlihat dari raut wajah nya yang jugamerasakan hal yang sama.
"Terus kamu mau ke mana Na?" tanya Azka kepada ku.Â
"Aku tetap disini di Bandung" jawabku.Â
"Nath jadinya ke mana?" tanya Kesya.Â
"Sama kayanya di Bandung juga" jawab Nathan.Â
"Lu Ka?" tanya Nathan dengan mata yang tertujupada Azka sambil menaikkan kedua alisnya.Â
"Kayanya jadi ke Jepang tapi masih takut kalogagal" jawab Azka dengan kepala yang tertunduk.Â
"Takut tambah dewasa~" Nathan menjawab denganlirik lagu Idgitaf-Takut.
"Engga kok pasti bisa, kita harus mencoba sesuatu yangbelum pernah kita coba, kalo kita gak mau mencoba kita tau dari mana kalo ituberhasil atau gagal?" Kesya meyakinkan Azka agar tetap percaya diri.Â
"Iya bener Ka, kamu harus percaya diri kita yakin kamubisa! yang penting mencoba dulu" terus ku.Â
"Bener tuh Ka dengerin" Nathan yang langsungberubah menjadi serius dan menyimpan hp nya.Â
   Pembicaraan yang semakin seru sambil menunggu reda hujan. Sepertiitu jika sudah bertemu dan kebanyakan topik pembicaraan terkadang jadi lupawaktu.Â
   Kita berempat sahabatan dari umur  6 tahun, sekarangsudah seperti saudara satu sama lain. Beruntung bisa bertemu denganorang-orang yang baik walaupun sifatnya sangat berbanding terbalik tapi jarangsekali bertengkar. Juga memiliki hobi dan kesenangan yang sama  yaitutraveling dan bermain di alam seperti naik gunung, pergi ke air terjun danmasih banyak lainnya.
-9 jam sebelumnya-Â
Di saluran telepon grupÂ
"Kalian udah pada siap belum?" suara Azkaterdengar dari seberang telepon.Â
"Aku udah siap, Kesya juga udah di rumahaku"Â Â
"Iya tunggu bentar lagi di jalan" Suara Nathanterdengar bising seperti sedang di jalan.Â
"Siap, aku tutup telepon nya ya" jawab Azka danmenutup telepon nya.
   Setelah semuanya sudah berkumpul di rumah ku, langsungbersiap-siap dengan barang bawaannya masing-masing, kita lebih memilih memakaimotor.Â
   Sudah siap semua aku berboncengan dengan Kesya, Azka denganNathan. Hari ini hari Sabtu kita mau pergi mendaki Gunung Burangrang,tidak camping hanya mendaki lalu turun lagi hanya cukup satu hari.Â
   Di perjalanan menghabiskan waktu satu jam untuk sampai ketempat Gunung Burangrang. Saat sampai sekitar jam 6 pagi, kita beristirahatsebentar. Di pagi seperti ini dan cuaca yang mendukung waktunya yang pas untukmendaki Gunung. Jangan lupa selalu berdoa di setiap pergi dan sesudah melakukanpendakian.Â
"Minum jangan lupa bawa, nanti haus ga ada warung digunung" cara mengingatkan Nathan unik bisa membuat orang tertawa.Â
"Siap!!" jawab semuanya.Â
   Awan masih terlihat gelap, memakai alat pencahayaan senterdi kepala. Dari awal pendakian trek jalan masih baik-baik saja mulus dansedikit menanjak. Setelah 20 menit berlalu, baru lah trek sesungguhnya jalanyang sangat menanjak, pohon yang mulai menutupi cahaya matahari dan ada banyakjalan yang mengharuskan kita memanjat, untung saja ada tali untuk mempermudah.
   Yang terpenting dari setiap pendakian Gunung adalah berdoa, hati-hatidan yang paling terpenting adalah pikiran yang positif, tidak boleh berpikiranyang aneh-aneh yang bisa menimpa diri sendiri atau orang lain. Di tengahperjalanan aku bingung bagaimana naiknya karena tidak ada tali seperti sebelumnya.
"Ini gimana naik nya? gak ada pegangan tali kayasebelumnya" tanya ku bingung karena aku berjalan lebih dulu di depanmereka.Â
"Bentar aku dulu aja" jawab Nathan yang langsungberjalan ke depan.
"Nah liat, pegang satu tangan kiri ke ranting pohon initangan kanan pegang akar di depan ini terus naik" jelasnya sambildiperagakan oleh Nathan.
   Semua nya berhasil melewati beberapa jalan trek yang memangsulit untuk di lewati. Memang harus begitu, kerjasama dan tidak boleh egois.
   Untung nya hari ini kita tidak membawa banyak barang, hanyatas kecil untuk menyimpan makanan, minum, hp dan yang lain nya, jadimempermudah untuk memanjat dan melompat.Â
   Setelah menghabiskan 2 setengah jam di perjalanan akhirnyakita sampai di puncak Burangrang. Tidak sedikit dari mereka yang bilang naikGunung itu capek hanya liat pemandangan saja terus turun. Sebenarnya yang dicari itu suasana nya. Tidak mengelak jika naik gunung itu capek tapi lihat yangawal nya capek, kaki sakit tapi sudah di puncak semua rasa capek itu hilanghanya dengan melihat pemandangan yang indahnya luar biasa membuat hati tenangdan senang.Â
"Akhirnyaaaaaa!" teriak Kesya sambil melihatpemandangan kanan kiri yang di penuhi pohon dan awan yang cerah. Untung nyahari ini tidak hujan jadi tidak ada kabut yang menutupi pemandangan ini.Â
"Benar memang pemandangan gunung tidak pernahmengecewakan" lanjut Azka, ia juga terpukau dengan pemandangan yang indahini.Â
"Ayo kita istirahat dulu bentar lalu berfoto"disambung Nathan yang langsung duduk sambil mengatur nafas nya yang masihberantakan.Â
   Aku hanya bisa terdiam melihat pemandangan nya, kagum dansenang bisa sampai di puncak gunung.Â
   Setelah kita duduk istirahat, memakan camilan yang kitabawa, mengobrol dan mengambil foto kita bersiap untuk turun pada pukul 10siang.Â
   Seperti biasa pulang terasa lebih cepat dari pada waktuberangkat, sama hal nya seperti saat ini kita turun hanya menghabiskan waktusatu setengah jam karena memang banyak berlari karena trek jalan yang menurun.Â
   Setelah turunkita beristirahat di warung kecil untuk membeli minum, mencuci tangan dan kaki,mengganti sepatu dengan sendal jepit.
"Siap-siap buat Shalat dulu terus nanti kita istirahatdi gubuk itu yu, kayanya sejuk deh depan nya banyak gunung sambil makan siang juga"ajak ku sambil melihat ke arah gubuk itu.Â
"Ayo" jawab Kesya sambil mencuci tangan nya.Â
   Duduk di gubukkecil dengan makan siang dan pemandangan yang indah itu hal yang tidak bisaterlupakan.
"Pada masih capek?" tanya Nathan setelah semuaduduk di gubuk.Â
"Udah enggak terlalu capek" jawab Kesya yangsedang membereskan tas nya.
"Capek banget tapi cepat juga redanya" jawab kudengan keadaan muka masih memerah dan menyekanya dengan tisu.Â
"Iya bener, sama" Azka yang sedang menepuk nepuk betiskaki nya.Â
"Tadi kalian liat aku lari pas turun Gunung gak?"Nathan dengan semangatnya untuk menceritakan yang dia alami.Â
"Iya liat, kenapa?" jawabku sambil setengahtertawa karena melihat sikapnya yang rusuh sendiri.Â
"Aku gak tau kenapa gak bisa ngerem takut banget kalosampe bablas kan gak lucu" padahal cerita diri sendiri tapi itu membuatNathan tertawa lepas.Â
"Wah.. ku kira itu memang sengaja" jawab Kesyadengan tawanya yang membuat matanya hilang karena tertawa.Â
"Ternyata bukan rem aja yang blong" jawabku dengantawa yang terheran dengan sikap Nathan.Â
"Kaki juga bisa blong" jawab Azka, semua nyalangsung tertawa dengan terbahak-bahak.Â
   Hanya dengan cerita-cerita yang acak seperti itu bisa membuatsemuanya tertawa, seketika lupa bahwa di rumah banyak sekali tugas yang buatkepala pusing.
-2 jam kemudian-Â
"Ini kita pulang jam berapa nih kalo terus hujan"kata ku sambil memastikan hujan nya masih deras atau tidak.Â
"Kayanya kita bakal pulang lebih sore dari biasanyadeh" jawab Kesya.
"Jam 6 ini hujan pasti berhenti" kata AzkaÂ
"Ini jangan-jangan tebakan lu bener lagi" sambungNathan.Â
   Setelah setengah jam berlalu hujan berhenti dan aku langsungcek hp untuk melihat jam.
"Bener tebakan Azka, sekarang jam 18.05" katakudengan nada yang kaget sedikit tidak percaya.Â
"Selalu kaya gitu gak sih" kata Kesya.Â
"Bener kan" jawaban bangga Azka karena tebakannyabenar.Â
"Kan kata gue juga apa" sambung Nathan.Â
   Langsung bergegas bereskan semua nya, buang sampah danmemakai jaket. Awansudah mulai gelap dan jalan yang sepi dan gelap, karena Kesya tidak membawakacamata jadi aku yang bergantian mengendarai motor.Â
"Yu Sa aku aja yang bawa"Â
"Oh iya ayo" jawab Kesya.Â
"Bener nih kalian berani jalan udah gelap terus jauhjuga ini perjalanan nya" tanya Nathan.Â
"Iya berani kok kan berdua" jawab Kesyameyakinkan.Â
"Ya udah kita aja yang ikutin mereka dari belakang biarmereka duluan" Azka yang sambil memarkirkan motornya keluar.Â
"Duluan" kata ku dan Keysa.
"Tar dulu kata gue mah tungguin" Nathan yangsedikit mengomel karena ditinggal duluan.Â
"udah belum?" tanya Azka.Â
"udah apa?" Nathan yang kebingungan.Â
"udah ga ada yang ketinggalan?" dengan nada yangsedikit lebih tinggi dari biasanya.Â
"udah!"Â
   Dan memang benar jalanan Lembang di malam hari gelap danseram tapi aku dan Kesya terus menerus cari topik pembicaraan hal-hal yang lucukarena sebenarnya aku dan Kesya penakut. Setelah 1 jam perjalanan, lalu pulangke rumah masing-masing dengan selamat.Â
"Assalamu'alaikum mah Elena pulang" sambil membukapintu dan menyimpan sepatu di pinggir pintu masuk.Â
"Waalaikumsalam, tumben pulang nya malam pasti nungguhujan reda ya?" tanya mamah.Â
"Iya mah hujan nya deras banget jadi ga bisa pulang cepat"jawabku sambil berjalan menuju pintu kamar untuk segera mandi karena sudah dariluar dan semua baju kotor.
"Ya udah gih mandi nanti langsung ke meja makan yamamah udah masak"Â
"iya mah Kakak mandi dulu"Â
Setelah 5 menit berlalu di meja makan
"Ka jadi mau kuliah ke mana" tanya papah.Â
"Di Bandung aja deh pah gak usah jauh-jauh lagian Kakakgak bisa kalo harus jauh-jauh sama orang tua" jawab ku.Â
"Usahain masuk Universitas disini aja ya" katamamah.Â
"Ya udah kalo mau nya disini, harus bener-bener belajarnya" kata papah.
"iya pah".Â
   Setelah makan malam dan membereskan meja makan aku langsungmasuk ke kamar dan membuka aplikasi spotify untuk memutar playlistfavorit yang selalu diputar saat mengerjakan tugas.Â
Di grup chat
Kesya : "Tugas hari ini banyak banget ya"
Elena : "Iya sampe bingung harus kerjain yang mana dulusaking banyak nya"
Azka : "Ini dulu deh matematika soalnya malem ini di kumpulin"
Elena : "Hah! dikira besok malem"
Kesya : "Eh iya sama, yu kerjain dulu matematika"
Nathan : "Kesel kenapa banyak tugas"
"Udah ah ga akan di kerjain males!"
"Engga bercanda aku pengen lulus"
Azka : "Bisa bisanya"
Elena : "Udah cape bercanda, cukup"
Kesya : "Gapapa mengeluh dulu tapi tetep di kerjain"Â
   Di hari Sabtu setelah dua minggu pergi dari GunungBurangrang. Kita biasa bertemu di kafe seberang sekolah untuk sekedar mengobrolatau mengerjakan tugas.
"Ini list semua tempat yang udah kitadatengin" aku menyodorkan buku notes kecil kepada mereka.Â
"Wow banyak juga ya" jawab Nathan.Â
"Iya, tapi kayanya kalo kuliah kita bakal susah buatkumpul lagi deh udah beda-beda gini" ucap Kesya sambil melihat buku notesitu.Â
"Gimana kalo kita pilih satu tempat yang jadi terakhirpendakian di tahun ini" ide Azka yang langsung membuat kita bersemangatuntuk memilih tempat mana yang bakalan kita pilih.Â
"Gimana kalo Gunung Cikuray?" kata Kesya.Â
"Kita udah pernah tapi waktu itu Elena ga ikut"kata Azka.Â
"Kalo Gunung Bromo?" tanya Nathan.Â
"Boleh sih" jawab yang lain.Â
"Gimana kalo Gunung Everest?" dengan nada bicaradan wajah Nathan seperti yakin jika mau ke sana.Â
"Kita mau seneng-seneng buka cari masalah, lagian jauhbanget yang luar kota aja susah izin nya" jawab Kesya sambil bercanda.Â
"Iya lagian aneh-aneh deh" heran ku.Â
"Yaudah Gunung Gede Pangrango?" ucap Nathan.Â
"Nah boleh sih betul" kata Azka.Â
"Boleh aku setuju" kaya ku.Â
"aku juga setuju" lanjut Kesya.Â
"bulan April aja gimana?" tanya ku.Â
"boleh" semuanya setuju dengan keputusan ini.Â
Ingat ini bukan pendakian terakhir selamanya tapi terakhirdi tahun 2022.Â
-
   Sudah tepat 3 bulan yang lalu kita camping dia Gunung GedePangrango untuk pendakian terakhir di tahun 2022. Sedih dan senang bercampuraduk saat itu.Â
   Pagi ini semuanya ada di rumah Kesya untuk membukapengumuman ke lolosan masuk Universitas. Dengan berdoa dan keyakinan yang kuatakhirnya kita semua diterima di universitas pilihan kita masing-masing.Â
"Gimana kalo 2 tahun dari sekarang kita harus punyarencana buat ketemu lagi di suatu tempat yang jauh" kata Nathan tiba-tiba.Â
"Gimana kalo di Gunung Bromo, bisa sekalian kitaliburan di sana bukan cuma naik Gunung aja" kata ku.Â
"Nah boleh tuh ide yang bagus" jawab Azka.Â
"Boleh setuju banget" sambung Kesya.Â
-
   Hari ini Aku dan Nathan mengantar Kesya dan Azka ke bandara.Ya hari ini mereka berangkat ke luar kota dan ke luar negeri untuk kuliah.Â
"Wah gak nyangka banget aku bisa pergi ke Jakarta"ucap Kesya sambil menatap mataku.Â
"Kamu bakalan sukses di sana jangan lupa balik lagi keBandung ya" ucap ku sambil tersenyum.Â
"Hati-hati lu juga ya kabarin terus" kata Nathansambil menepuk pundak Azka.
"Iya pasti bakalan kabarin terus" jawab Azka.Â
"Sukses ya, kalian sehat-sehat, kabarin kalo udah sampe"aku sambil memeluk mereka satu persatu.Â
   Azka pergi kuliah ke Jepang, Kesya ke Jakarta, Aku danNathan di Bandung walaupun universitas nya tetap satu kota tapi belum tentuterus ketemu, cuman bisa lewat chat dan telepon karena kesibukan masing-masing.Â
   Setelah mereka masuk bandara, aku dan Nathan langsung pulangdan Nathan mengantar aku pulang. Di sepanjang jalan aku hanya bisa melamun dandiam.Â
"Gimana kalo kita gak bisa kaya dulu lagi?" ucap Nathantiba-tiba.Â
"Heh ngomong nya jangan gitu" spontan akuulangsung melihat ke arah Nathan.Â
"Sedih banget tapi gimana lagi" dengan kepala menunduksuaraku semakin pelan.
"Pasti ketemu lagi, kan kita udah punya janji"Nathan meyakinkan.
"Iya pasti!"Â Â
"Semoga kita sukses di jalan nya masing-masing danketemu lagi di titik yang sama"Â
"Harus sukses bareng!" sambung Nathan.Â
----
Bersama dengan langit sore yang indah pertanda hari esok akantiba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H