Sejak Presiden Republik Indonesia JokoWidodo mengumumkan wabah covid 19 masuk ke Indonesia Senin, 2 Maret 2020, bangsa Indonesia mulai dilanda kepanikan. Bumi pertiwi berguncang, kita merasa percaya atau tidak percaya. Lho kok bisa? Tentu bisalah yang namanya manusia makhluk sosial, berinteraksi dengan sesama. Tidak hanya dengan bangsa Indonesia  tetapi bisa pula berinteraksi dengan bangsa lain. Baik di negara kita maupun di luar negeri.
Wabah ini masuk ke Indonesia diketahui dari adanya WNI yang terinfeksi virus corona 2 Maret 2020 yang langsung diumumkan oleh Presiden kita Joko Widodo. Ini awal kondisi kita memasuki kekhawatiran dan ketidakpastian karena tidak tahun kapan berakhir. Mudah-mudahan badai ini segera berlalu baik dari bumi pertiwi maupun dari bumi ini.
Kita, bangsa Indonesia merasa panik karena penyebaran virus ini begitu cepat. Sungguh sangat mengkhawatirkan. Setiap hari yang terkonfirmasi bertambah. ODP, PDP, pasien positif, bahkan yang meninggal jumlahnya cukup signifikan. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah OTG (Orang tanpa Gejala), dia tidak terlihat sakit dan dengan mudah bisa menularkan virus ini.
Kondisi ini mempengaruhi banyak sektor baik itu sektor pendidikan, keagamaan,perekonomian, sosial, politik, dsb. Imbas pada sektor perekonomian adalah terguncangnya stabilitas sistem keuangan (SSK) internasional, nasional, maupun personal. Indonesia negara kita tercinta juga  mengalami resesi. Situasi seperti ini menimbulkan kekhawatiran akan perekonomian ke depan terutama Indonesia dan umumnya negara-negara lain. Kita perlu menyusun strategi dan melakukan tindakan yang cerdas untuk membantu pemerintah dalam mengelola keuangan supaya tetap stabil atau tidak terpuruk. Terutama saudara kita yang perekonomianya menengah ke bawah dan saudara kita yang perekonomiannya terpuruk akibat pandemi ini.
Kita sebagai bangsa Indonesia yang beragama menghadapi semua ini, harus tetap tenang, logika tetap jalan. Jangan panik tetapi waspada perlu. Kita harus bisa mengelola emosi dengan baik. Diantaranya: tetap iklas dan sabar, yakin Allah akan menolong kita dengan mempertebal iman, positif thingking, berempati kepada orang lain, menolong orang yang kesusahan.
Di samping itu kita juga harus cerdas menghadapi keterpurukan ekonomi masyarakat yang terdampak. Cerdas dengan melakukan tindakan-tindakan yang membantu pemerintah supaya perekonomian kita tidak anjlok.Â
Saya bukan pakar agama, bukan pakar ekonomi, bukan pakar sosiologi, dan bukan pula pakar pendidikan sehingga belum bisa mengedukasi masyarakat akan pentingnya melakukan tindakan-tindakan yang cerdas untuk menjaga stabilitasi sistem keuangan. Saya baru bisa mengedukasi diri sendiri dan mencoba mengedukasi keluarga. Hanya dengan tulisan ini barangkali saya mencoba mengedukasi masyarakat.
Nah di sini saya memberikan kiat-kiat jitu menghadapi masalah ini.. Tentu saja tindakan-tindakan yang cerdas mengelola keuangan untuk menjaga SSK Indonesia.
Masyarakat yang tergolong mampu di samping tetap mempertebal keimanan juga harus taat kepada pembuat kebijakan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah demi kebaikan kita, bangsa Indonesia. Protokol-protokol pemerintah harus tetap dilaksanakan dengan baik. Tetap tegar, jangan panik, iklas, dan sabar.
Masyarakat yang perekonomiannya cukup kuat atau dengan kata lain masyarakat menengah ke atas, yang masih bisa menggunakan dananya secara leluasa atau mungkin kelompok yang kebutuhannya sudah tercukupi harus bisa mengelola dananya secara personal yaitu dengan membuat anggaran sesuai badget. Buat skala priorotas kebutuhan yang pokok harus terpenuhi sedangkan kebutuhan lain-lain yang kurang penting bisa diabaikan. Kita harus bisa berempati pada masyarakat yang terdampak sehingga kita cerdas menggunakan dana untuk keperluan.
Selain itu, masyarakat kelompok ini harus menyisihkan dana yang diterima untuk zakat atau sedekah bagi masyarakat yang kurang mampu akibat kondisi ini. Niatkan dalam hati secara iklas kita akan membantu saudara-saudara kita dengan dana yang kita sisihkan sebelum menggunakan dana untuk kebutuhan keluarga inti kita. Insyaallah rezeki kita tidak akan berkurang malah bertambah.