Mohon tunggu...
Nurlaeli Mutamariah
Nurlaeli Mutamariah Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia di SMPN 2 Karawang Barat

Penulis pemula, ingin mencoba dan mencoba sesuatu yang baru...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Penggunaan Bahasa Sunda di Wewengkon Karawang

12 Oktober 2019   16:00 Diperbarui: 12 Oktober 2019   16:27 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis bernama Nurlaeli Mutamariah. Berasal dari Bandung. Bekerja sebagai guru Bahasa Indonesia di SMPN 2 Karawang Barat. Sudah 30 tahun tinggal di Karawang.

Setelah membaca tulisan Bayu Segara berjudul "2 Bahasa yang Saling Bermusuhan " edisi 10 Mei 2011 di Kompasiana, saya teringat kembali ketika saya menginjakkan kaki untuk pertama kali di Karawang 30 tahun yang lalu, kalau tidak salah Oktober 1989. Bahasa Bandung dan Karawang menurut saya dua bahasa yang berdampingan untuk memperkaya budaya Sunda khususnya di bidang bahasa.

Saya tertarik untuk membuat tulisan yang bernada sama dengan tulisan tersebut mengenai Bahasa Sunda yang digunakan di Karawang. Agak berbeda dengan Bahasa yang digunakan di Bandung. Dan saya berhasil mengumpulkan kata-kata (kecap-kecap) wewengkon Karawang (dialek Karawang) yang saya bandingkan dengan kata-kata yang digunakan di Bandung.

Saya datang ke Karawang Oktober 1989 membawa SK CPNS di SMP Negeri 2 Karawang  yang sekarang menjadi SMP Negeri 2 Karawang Barat. Suka mendapatkan SK CPNS karena saya mendapatkan pekerjaan tetap walaupun harus berpindah tempat. Selain berpindah tempat juga harus menyesuaikan diri dengan cuaca, bahasa, dan karakter orang Karawang.

Yang saya rasakan ketika menginjakkan kaki ke kota lumbung padi Jawa Barat ini yang sekarang telah bergeser menjadi kota industri ini adalah udara yang sangat panas, berbeda dengan tempat asalku kota Bandung  yang sejuk. Dari pagi sampai malam panasnya tidak tertahan. Apalagi memasuki bulan Ramadhan. Menjalankan ibadah shaum, haus sekali karena udaranya begitu panas.

Berbagai hal perlu adaptasi alias penyesuaian. Pertama beradaptasi cuaca atau udara yang panas. Kedua penyesuaian bahasa. Ketiga beradaptasi orang sekitar lingkungan rumah dan pekerjaan dengan karakter yang berbeda dengan tempat asalku.Untuk menyesuaian diri perlu mental baja.

Untuk penyesuaian bahasa, wah ini harus berusaha sekuat tenaga menerima penggunaan bahasa kasar untuk percakapan, hampir kurang memperhatikan undak-usuk bahasa.

Setelah saya mengamati penggunaan bahasa di Karawang terutama di Kecamatan Telukjambe Timur, saya dapat mengambil kesimpulan penyebab orang Karawang dikategorikan menggunakan bahasa kasar dalam pergaulan yang menurut saya kurang pantas apalagi digunakan kepada orang yang usianya lebih tua daripada pengguna bahasa ada beberapa penyebab.

Ada tiga penyebab mengapa bahasa Sunda di Karawang cenderung kasar. Diantaranya, pertama orang Karawang menggunakan bahasa loma untuk percakapan sehari-harinya tanpa melihat undak usuk basa. Mau kepada orang tua, mau kepada sesama, ataupun kepada orang yang lebih muda tetap menggunakan bahasa loma yang kurang pantas digunakan kalau di Bandung. Kedua isi bahasa yang disampaikan juga kurang tepat. Dan yang ketiga teknik penyampaiannya juga kurang sopan.

Salah satu hal yang perlu digarisbawahi adalah intonasinya keras sehingga kalau berbicara pengguna bahasa seperti marah dan kalau bercakap-cakap seperti bertengkar. Menurut saya itu karena pengaruh udara yang selalu panas.

Saya ambil contoh dengan dialog. Si A: "Batur reuneuh milu reuneuh." Nah itu bahasa 'reuneuh'  kalau di Bandung kasar, bermakna konotasi tidak sopan.. Di Bandung menggunakan kata 'kakandungan'. Isi kalimat tersebut kurang cocok karena masalah 'reuneuh' (hamil) itu urusan Allah. Dan yang terakhir tekniknya juga tidak tepat karena Si A berbicara kepada kakak iparnya.

Satu lagi    Si B: Ngajuru teh awewe lalaki?"

                    Jawab Si C: "Pameget."                      

                    Si B: "Mending atuh geus boga badot mah"

Si C orang Bandung bengong, kok anak saya disamakan dengan embe atau hewan lain.

Nah itu contoh penggunaan Bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh lain saya temukan istilah 'bereg' yang di Bandung sama artinya dengan 'beger'. Menurut saya itu dulunya salah menyimak barangkali. Satu lagi istilah 'kalektor' sebagai pengganti traktor. Juga 'jendil' sama artinya dengan 'centil'.

Di samping itu juga bahasa Sunda Karawang banyak dipengaruhi Betawi. Contoh 'busyet' (kata seru). 'budeg' = torek kalau di Bandung.

Di samping itu, penggunaan bahasa Sunda di Karawang ada satu awalan (rarangken hareup) yang dihilangkan. Contoh 'sabaraha' menjadi 'baraha', 'saeutik' menjadi 'eutik', dsb.

Saya punya saran untuk memperbaiki penggunaan Bahasa Sunda di Karawang, yaitu:

  • Orang tua sejak dini harus memperkenalkan undak-usuk basa terhadap anaknya setelah sekolah nanti didukung oleh guru Bahasa Sunda;
  • Orang tua sejak anak bisa berbicara harus menggunakan bahasa ibu dengan Bahasa Sunda sesuai dengan undak-usuk basa, jangan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu, untuk Bahasa Indonesia nanti belajar di sekolah;
  • Orang tua dan guru harus mengajarkan Bahasa Sunda ucapan dan gesturnya (bahasa tubuh) yang baik.

Nah akhirnya akan saya sajikan beberapa kata-kata yang digunakan di Karawang yang diperbandingkan dengan kata-kata di Bandung. Saya hanya berhasil mengumpulkan sedukit saja tetapi mudah-mudahan dapat mewakili seluruh bahasa yang digunakan di Karawang.

KATA-KATA BAHASA WEWENGKON (DIALEK) KARAWANG

JEUNG BAHASA WEWENGKON BANDUNG

No.

Kecap dialek Karawang

Kecap dialek Bandung

1

aduh

gering

2

angot

komo

3

badot

budak lalaki

4

bak

jolang

5

bereg

beger

6

budeg

torek

7

celeng

lieur

8

delitan

belikan (pundungan)

9

dongdot

awewe bangor

10

gendut

burayut

11

gidir

panci

12

gori

nangka ngora

13

ilok

maenya

14

jendil

centil

15

kacapirit

busiat

16

kalap

sieun pisan

17

kalektor

traktor

18

kekenceng

katel

19

kesa

sawo walanda

20

koco

solokan

21

koret

pedit

22

kuli

buruh

23

kulian

buruhan

24

lolongge

oseng nangka

25

murugul

merekedeweng

26

nangka selong

sirsak

27

nemen

kacida

28

ngawadang

dahar beurang

29

ongkoh-ongkoh

jongjon

30

pangejeg

jelema nu mantuan dinu hajat

31

papahare

botram

32

pesor

kupat sayur

33

ragag

murag (ragrag)

34

ragasi

irigasi

35

seri

kersen

36

sier-sier

tersier

37

tangkar

sayur kikil

38

tesi

sendok

39

topo

elap

40

wuduk

sangu koneng

41

ngabesan

"nganteur panganten lalaki"

42

nukuh

ngalamar

43

gori

nangka ngora

44

sinarieun

sisinarieun

45

tumben

sisinarieun

46

urang

abdi

47

maneh

hidep

48

urug

saeur

49

bures

ledis / beak

50

pencok

karedok

51

peperen

beberes

52

talipuk

cabok

53

tampol

kadek

54

liar

indit

55

mangkat

indit

56

gerangan

tihiangan

57

seug

pek

58

daang

dahar

Ini hanya sebagian kecil saja tidak semua orang Karawang menggunakan bahasa yang kasar. Itu tergantung pertama kali bahasa dikenalkan oleh orang tuanya. Ini penggunaan bahasa Sunda di Karawang yang saya temui. Mungkin hanya sebagian kecil saja.

Mudah-mudahan tulisan saya banyak manfaatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun