Mohon tunggu...
Nurlaela Syifa
Nurlaela Syifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal Lebih Jauh tentang Profesi "Criminal Profiler" Lewat Drama Korea Through the Darkness: Berdasarkan Kisah Nyata

15 Juni 2022   20:27 Diperbarui: 15 Juni 2022   20:38 8691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

(sumber : Prezi)
(sumber : Prezi)

Criminal Profiling atau profil perilaku kejahatan adalah strategi investigasi yang digunakan oleh lembaga penegak hukum untuk mengidentifikasi tersangka dan digunakan oleh penyelidik untuk menghubungkan kasus-kasus yang mungkin dilakukan oleh penjahat yang sama. Tujuan utama pembuatan profil ini adalah untuk mempersempit kemungkinan tersangka perilaku kejahatan.

Proses dari criminal profiling ini tidak hanya sekedar mengumpulkan fakta dan data untuk menemukan tersangka kriminal, tetapi juga menganalisis perspektif dan tindakan mereka untuk mencegah perilaku kejahatan yang serupa sehingga tidak terjadi kembali di masa depan. Criminal profiling adalah kombinasi dari ilmu psikologi dan ilmu hukum.

Bidang ilmu criminal profiling ini adalah bagian dari Psikologi Forensik, yang merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari dan meneliti kejahatan dari sudut pandang kejiwaan si pelaku kriminal. Cara kerjanya sendiri dinamakan teknik profiling, sedangkan profesinya disebut sebagai Profiler. Untuk menjadi seorang criminal profiler, gelar yang dibutuhkan adalah sarjana psikologi.

Penggunaan criminal profiler pertama kali dilakukan oleh Dr. Thomas Bond pada tahun 1880-an yang melakukan otopsi pada salah satu korban pembunuhan berantai "Jack the Ripper". Setelah melakukan otopsi, Thomas merekonstruksi TKP (tempat kerjadian perkara) untuk menafsirkan perilaku dan kepribadian si pembunuh. Dia juga kemudian mempelajari korban perempuan lainnya yang dimutilasi dan menyimpulkan bahwa mereka semua telah dibunuh oleh orang yang sama.

Kasus besar lainnya yang diinvestigasikan kepada criminal profiler adalah menganalisis perilaku dan psikologis seorang kanselir Jerman, Adolf Hitler.

Dalam investigasinya, profiler akan menganalisis emosi, perilaku, kepribadian, keadaan mental hingga ketertarikan dari para pelaku. Profiler akan menelaah sebuah tindakan kejahatan dari sudut pandang sang pelaku kejahatan itu sendiri.

Dengan mengacu dari sudut pandang pelaku kejahatan ini, maka akan menuntun profiler pada alasan kenapa kejahatan tersebut dilakukan dan siapa yang berpotensi untuk melakukannya. Untuk mengetahui informasi ini, maka seorang profiler harus mengumpulkan banyak data dengan cara bertemu langsung dengan berbagai tersangka kejahatan dan melakukan wawancara intensif agar mendapatkan gambaran yang akurat tentang bagaimana mereka melakukan kejahatan tersebut.

Criminal profiler juga dikenal sebagai analis investigasi kriminal. Profiler akan mengumpulkan dan membandingkan data dari kejahatan dan pelanggaran serupa untuk membuat profil tersangka. Mereka membentuk dugaan logis berdasarkan laporan saksi, kesaksian korban dan bukti TKP (tempat kejadian perkara).

Di Indonesia sendiri, profesi criminal profiler ini masih belum banyak dikenal. Tetapi dalam beberapa kasus kriminal yang terjadi, pendapat psikolog digunakan. Contohnya dalam menganalisis kasus mutilasi Ryan pada tahun 2008 dan kasus pembunuhan Ade Sara pada tahun 2014.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun