Mohon tunggu...
Nur Kholis Huda, M.Pd.
Nur Kholis Huda, M.Pd. Mohon Tunggu... -

Guru SDN Jetis III Lamongan. Alumnus Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Antisipasi Tergerusnya Budaya Maaf

2 Desember 2016   07:01 Diperbarui: 2 Desember 2016   07:27 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sesekali, bolehlah kita buat suatu kesalahan. Suatu misal, menjatuhkan buku milik anak. Kemudian, kita ucapkan permintaan maaf kepadanya. Dengan skenario-skenario kecil tersebut, anak-anak akan menyaksikan tindakan tersebut. Sehingga, secara tidak langsung mereka akan mudah untuk meniru.

Kita juga perlu mengajarkan anak-anak pada tindakan salah mereka, dengan memberikan wawasan tentang alasan mereka untuk meminta maaf. Baik kesalahan itu dilakukan tanpa sengaja, atau memang sudah menyadari kesalahan yang diperbuatnya. Dengan demikian, anak-anak akan terlatih untuk menjadi perasa, sehingga mau meminta maaf dari ketulusan hatinya.

Meminta maaf adalah hal yang paling sulit dilakukan. Karena, dengan meminta maaf, sebenarnya kita sedang mengakui kesalahan yang telah kita lakukan. Oleh karena itu, kita melatih anak-anak dengan memberikan pujian ketika mereka mau meminta maaaf atas kesalahannya. Kita juga bisa memberikan hadiah kecil. Semisal, permen atau lainnya, sebagai penghargaan terhadap apa yang telah mereka lakukan sebagai bentuk tanggung jawab.

Manfaat

Kebiasaan meminta maaf yang telah tumbuh sejak anak-anak akan memberikan manfaat pada kehidupan mereka. Dengan keberanian untuk meminta maaf, anak-anak akan terlepas dari rasa bersalah. Selain itu, hubungan yang tegang, akan menciptakan kondisi meresahkan. Dengan saling memaafkan, akan muncul perasaan bahagia dalam hubungan pertemanan sehari-hari.

Kebencian dan balas dendam mengganggu keselarasan dalam berteman. Kebencian tersebut akan menggerogoti diri dari dalam, dan memicu timbulnya tindakan negatif lain. Meminta maaf adalah perwujudan cinta, kebaikan, dan rasa sayang. Kita berharap, budaya maaf akan tetap tumbuh pada generasi penerus bangsa Indonesia. Semoga kebencian-kebencian dan pembenaran pada kelompok masing-masing yang selama ini mulai membudaya, akan terbendung dengan budaya maaf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun