Mohon tunggu...
NUR KHOLIS
NUR KHOLIS Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa/Dosen

Hobi Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan Baru di Era Literasi Digital

11 Juni 2023   22:41 Diperbarui: 11 Juni 2023   22:46 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tren di era digital

    Meningkatnya kemajuan teknologi digital menyebabkan perubahan besar di dunia saat ini. Akses informasi telah dibuat lebih mudah bagi masyarakat dalam banyak hal dan mereka bebas menikmati kemungkinan teknologi digital, namun efek negatifnya juga tampak mengancam. Kejahatan mudah dihasut, game online dapat merusak pikiran generasi muda, pornografi dan pelanggaran hak cipta mudah dilakukan, dll.

     Revolusi digital telah terjadi sejak tahun 1980-an, ketika teknologi mekanik dan analog menjadi digital, dan pertumbuhannya berlanjut hingga saat ini. Perkembangan teknologi ini meningkat pesat setelah penemuan komputer pribadi. Perkembangan teknologi informasi digital khususnya mikroprosesor terus meningkat seiring dengan kinerjanya dan teknologi ini memungkinkan integrasi ke dalam berbagai perangkat pribadi. Kemajuan teknologi komunikasi, termasuk jaringan komputer, juga telah mendorong penggunaan internet dan penyiaran digital. Selain itu, perkembangan ponsel yang penetrasi sosialnya meningkat pesat, memainkan peran penting dalam revolusi digital dengan memungkinkan hiburan, komunikasi, dan konektivitas di mana-mana.

     Situs jejaring sosial adalah layanan berbasis web yang memungkinkan pengguna untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, dan mengundang atau menerima teman untuk bergabung dengan situs tersebut. Koneksi antara perangkat seluler dan situs web melalui "jejaring sosial" telah menjadi norma dalam komunikasi digital. Sebuah situs pertemanan bernama Friendster terus berekspansi ke situs-situs seperti MySpace, Facebook, Twitter, dan lainnya. Revolusi digital adalah kemampuan untuk dengan mudah mentransfer informasi digital antar media dan mengakses atau membagikannya dari jarak jauh.

     Going paperless adalah salah satu tren era digital, dimana konsumsi kertas semakin berkurang. Kita tidak perlu mencetak foto atau dokumen di atas kertas, melainkan dalam format digital. Penyimpanan digital lebih aman daripada menyimpan berbagai dokumen dalam bentuk kertas. Mendigitalkan dokumen kertas menjadi file elektronik memudahkan untuk membagikannya, termasuk e-book. Dengan bantuan e-book, kita tidak perlu lagi menyimpan buku-buku berukuran besar yang memakan tempat yang luas. File digital juga membuat dokumen menjadi lebih jelas dan ringkas serta dapat dibuka kapan saja di komputer atau ponsel.

     Dengan diproduksinya smartphone yang dilengkapi dengan sistem operasi OS, perkembangan berbagai aplikasi pun semakin meluas. Itu mendekati kehidupan manusia dan bertujuan untuk kenyamanan dan kemudahan penggunanya. Perkembangan OS juga telah menyusup ke perangkat digital lain seperti smart TV, mesin cuci pintar, kacamata pintar, mesin kopi pintar, monitor detak jantung pintar, dll.

     Kemudahan dalam memperoleh dan berbagi informasi karena hadirnya internet telah mengubah segalanya. Search engine (mesin pencari) seperti Google dan ensiklopedia online seperti Wikipedia memudahkan untuk mencari informasi dengan cepat. Selain itu, perkembangan media sosial telah mengubah gaya hidup masyarakat modern. Pengguna media sosial memperbarui dan berbagi informasi dengan frekuensi tinggi setiap saat. Media sosial digunakan sebagai sarana alternatif untuk melihat

perkembangan apa yang sedang hangat diperdebatkan dan sebagai sarana interaksi pengguna dalam menanggapi suatu topik terkini.

     Kepopulerannya di era teknologi digital menyembunyikan berbagai peluang dan efek negatif yang dapat merugikan manusia. Padahal, kemudahan bekerja dengan berbagai aplikasi dan teknik membuat seseorang kurang bergerak, kurang aktif secara fisik, malas, dan berbagai penyakit seperti obesitas dll bisa saja terjadi. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menjadi bumerang dan berdampak negatif bagi pengguna.

     Teknologi bisa membuat ketagihan (adiktif) dan sulit diubah jika tidak ditangani secara khusus dan serius. Ada nomofobia, artinya meninggalkan perangkat digital seperti ponsel, memeriksa ponsel setiap beberapa menit, kecanduan charger, bahkan kecemasan dan stres saat baterai lemah atau sinyal tidak maksimal. Bahaya radiasi ponsel dan penggunaan ponsel yang berlebihan pada malam hari mengganggu waktu tidur dan mempersingkat waktu tidur yang pada akhirnya menjadi masalah kesehatan. Indonesia dan era digital Sebagai negara berkembang, teknologi digital dapat menyebabkan berbagai perkembangan di Indonesia. Dari segi infrastruktur dan hukum untuk mengoperasikan internet, Indonesia sudah siap hidup di era digital. Kesiapan internet Indonesia saat ini semakin membaik di era 4G dengan teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Masyarakat Indonesia pada umumnya sangat antusias dengan kehidupan digital, terutama karena merebaknya internet dan penggunaan smartphone yang terus meningkat setiap tahunnya.

     Dunia digital online membuat semua aktivitas penghuninya tidak terbatas dalam ruang dan waktu. Kerangka hukum yang mengatur segala bentuk kegiatan ini, seperti Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik 2008 (UU ITE), masih lengkap. Data pribadi orang-orang harus dilindungi di dunia maya agar perusahaan seperti Google atau Facebook yang menyimpan data pribadi penggunanya tidak bisa seenaknya menggunakan big data. Di era digital, Indonesia telah menerapkan banyak perkembangan, termasuk media massa Indonesia yang telah mengubah cara penyampaian informasi. Media online (Internet) menggantikan media tradisional selama periode ini. Padahal Indonesia sudah hampir satu dekade terlambat dalam mengadopsi teknologi komunikasi, khususnya internet. Namun, budaya digital masyarakat Indonesia menerima perkembangan teknologi tersebut dengan sangat cepat. Secara global, Indonesia terlibat dalam budaya digital yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan positif sesuai kemajuan zaman.

        1.  Dampak positif dan negatif era digital

              Tentunya di era digital ini perkembangan teknologi digital memiliki banyak implikasi, baik positif maupun negatif. Efek positif dari era digital termasuk mis.

A. Informasi yang diperlukan dapat diakses dengan lebih cepat dan mudah.

B. Tumbuhnya inovasi di berbagai bidang yang berorientasi pada teknologi digital, yang memudahkan proses kerja kami.

 C. Munculnya komunikasi massa digital, khususnya media elektronik, sebagai sumber pengetahuan dan informasi publik.

D. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

e. Munculnya berbagai sumber belajar seperti perpustakaan online, lingkungan belajar online dan diskusi online yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

F. Electronic commerce sedang marak, seperti toko online yang menawarkan berbagai macam barang dan memudahkan untuk mendapatkannya.

     Era digital memiliki dampak negatif yang harus diperhitungkan dan harus dicarikan solusi untuk menghindari kerugian atau bahaya, antara lain:

a) Risiko pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) karena kemudahan akses informasi dan plagiarisme yang berujung pada penipuan.

b) Bahaya pemikiran rabun, dimana anak-anak sepertinya dibesarkan untuk berpikir picik dan kurang memiliki kemampuan untuk berkonsentrasi.

c) Ancaman penyalahgunaan data untuk kegiatan kriminal, seperti membobol sistem perbankan dll (penurunan moral).

d) Tidak menjadikan teknologi informasi sebagai alat atau alat pembelajaran yang efektif, seperti tidak hanya mengunduh tetapi juga mencetak buku elektronik, tidak hanya di perpustakaan digital tetapi juga di gedung perpustakaan, dll.

       2. Tantangan era digital

      Dunia digital menawarkan peluang dan manfaat yang besar tidak hanya untuk kepentingan publik dan perusahaan. Namun, peningkatan kualitas hidup dan efisiensi juga menjadi tantangan di semua bidang kehidupan.Penggunaan berbagai teknologi membuat hidup lebih mudah, namun gaya hidup digital semakin bergantung pada penggunaan ponsel dan komputer. Apapun itu, kita patut bersyukur bahwa semua teknologi ini memberikan kemudahan, tentunya setiap penggunaan menuntut untuk dikuasai dan dikuasai. Karena jika kita terlalu sering menggunakan teknologi ini, kita akan dirugikan dan mungkin tidak dapat memanfaatkannya.

      Perkembangan teknologi berkembang begitu pesat sehingga merambah ke segala bidang kehidupan sosial. Ternyata dia tidak hanya mengubah tatanan kehidupan sosial, budaya populer, tetapi juga kehidupan politik. Teknologi buatan manusia justru dimanfaatkan oleh para politisi yang ingin mendapatkan simpati dan empati dari masyarakat umum. Untuk meningkatkan selektivitas dan popularitas, hal ini dapat dilakukan dengan perangkat digital seperti smartphone, yang kini memiliki fungsi/aplikasi canggih yang terhubung langsung ke jejaring sosial yang menghubungkan satu orang ke orang lain, satu kelompok ke kelompok lain, bahkan negara untuk menggabungkan pengaruh yang besar.

  Dalam politik modern Perangkat elektronik juga telah mengubah aktivitas kepemiluan, seperti kampanye berbasis web, situs web, email, dan podcast. Ini adalah cara cepat dan murah bagi kandidat dan partai politik untuk mengirim pesan kepada publik, memungkinkan mereka merekrut petugas kampanye dan mengumpulkan dana kampanye. Penggunaan media digital. Ponsel cerdas yang terhubung ke jejaring sosial sangat efektif, terutama dalam menjangkau kaum muda, yang dalam masyarakat seringkali merasa paling sulit mengadopsi strategi tradisional. Wajah-wajah baru dan kekuatan politik era digital bertujuan untuk digunakan di satu sisi sebagai alat diseminasi ideologis secara sistematis untuk mencari dukungan dan pada saat yang sama mengembangkan lebih jauh

nilai-nilai ideologis tersebut, dan di sisi lain sebagai alat. dari mesin propaganda. bagaimana politisi berusaha untuk tetap berkuasa dengan memproyeksikan citra baik dan menyembunyikan citra negatif untuk mendapatkan dukungan publik. 

        3. Dalam bidang sosial budaya

era digital memiliki dampak positif dan negatif yang membuat peningkatannya menjadi tantangan. Kemerosotan moral masyarakat, khususnya kaum muda dan pelajar, merupakan salah satu tantangan sosial budaya yang serius. Pola interaksi antar manusia telah berubah dengan hadirnya teknologi era digital seperti komputer terutama pada kalangan menengah ke atas. Komputer yang terhubung dengan telepon membuka kemungkinan bagi setiap orang untuk berhubungan dengan dunia luar tanpa harus bersosialisasi secara langsung.

       4. Dalam bidang pertahanan dan keamanan 

            Pemanfaatan teknologi di era digital mendukung pertahanan dan keamanan negara. Di antaranya, institusi militer telah menggunakan teknologi informasi sebagai senjata yang mendukung kekuatan dan kesatuan organisasi. Sesuai dengan kekhasan organisasi militer yang selalu membutuhkan kecepatan dan ketepatan informasi sebelum mengambil keputusan (formula strategi), penggunaan teknologi digital sangat mendukung program tersebut. Teknologi informasi telah mempengaruhi perubahan strategi militer. Tantangan pertahanan seperti menghadapi ancaman siber eksternal seperti peretasan yang dapat merusak infrastruktur pertahanan Indonesia menjadi perhatian utama. Dengan menggabungkan teknologi digital dengan teknologi militer lainnya, dimungkinkan untuk menciptakan perang yang secara kualitatif setara dengan penggunaan robot militer.

       5. Dalam bidang teknologi informasi

            Tantangan nyata era digital semakin kompleks, karena aspek kehidupan yang berbeda membawa pengaruh yang dapat menyebabkan perubahan dimana-mana. Teknologi informasi adalah bidang manajemen teknologi dan mencakup beberapa bidang seperti (namun tidak terbatas pada) proses, perangkat lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer, bahasa pemrograman dan informasi bangunan. Semua informasi, data, atau informasi yang dirasakan dalam bentuk visual apa pun atau melalui mekanisme pengiriman multimedia apa pun dianggap sebagai bagian dari teknologi informasi.

Teknologi informasi memfasilitasi bisnis dalam empat kelompok layanan inti yang membantu menerapkan strategi bisnis:Otomasi proses bisnis, pengiriman informasi, komunikasi dengan pelanggan dan alat produktivitas. Ada banyak tantangan di bidang teknologi informasi, seperti: memecahkan masalah, melepaskan kreativitas, dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.

 

       6. Upaya Yang Harus di Lakukan pada Era Digital

     Era digital harus disikapi dengan serius, peran teknologi harus dikelola dan dikelola dengan baik agar era digital dapat membawa manfaat bagi kehidupan. Pendidikan harus menjadi alat yang paling penting untuk memahami, menguasai dan menangani teknologi dengan baik dan benar. Anak-anak dan remaja perlu memahami kelebihan dan kekurangan era digital ini. Orang tua juga perlu dipahami agar dapat mengelola sikap anaknya terhadap teknologi dan menggunakan serta menanganinya dengan baik dan tepat. Pengenalan penggunaan berbagai aplikasi yang mendukung pekerjaan orang harus dibiasakan agar diketahui manfaat dan tujuannya serta dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk menghindari dampak negatif dan berlebihan. Demikian pula, pemerintah sedang melakukan kajian mendalam tentang era digital ini di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan atau keamanan dan teknologi informasi.

     Di sisi lain, dunia anak sangat memperhatikan, terutama tentang perubahan karakter dan jiwa. Perilaku agresif dan kekerasan fisik pada anak seringkali terlihat bersamaan dan merupakan fenomena yang berkaitan. Laporan siswa sekolah dasar di-bully karena unsur kekerasan dalam game online dengan unsur kekerasan fisik banyak terjadi di televisi dan media online. Pornografi dan akses pornografi menyebabkan perubahan mental yang mengganggu pada anak, terutama dalam konteks yang mengarah pada seks bebas. Kemerosotan nilai moral anak memang menjadi masalah serius bagi pemerintah dan masyarakat, namun di era yang serba digital saat ini, dimana arus teknologi informasi sulit dihentikan, masalah tersebut tidak mudah. Media yang tidak terkontrol dapat dengan mudah mencuci otak anak melalui game online. Anak-anak lebih tertarik pada ponsel (Android mereka) daripada permainan tradisional, dongeng, dan lagu anak-anak dengan instruksi. Bahkan iklan produk ilegal seperti alkohol dan obat-obatan dikemas secara menarik di Internet sebagai game online untuk anak-anak, menambah kompleksitas masalah moral anak.

     Pada tahun 1980-an, anak-anak biasa bermain di luar rumah dan berinteraksi dengan teman sebayanya untuk menikmati permainan tradisional kejujuran, gotong royong, kepercayaan dan kehandalan. Suasana ini sangat cocok untuk perkembangan intelektual anak yang perlu ditanamkan nilai-nilai moral. Saat ini lagu anak yang lugu, natural dan ceria sudah jarang dinyanyikan, padahal lagu anak merupakan salah satu metode pendidikan karakter yang paling efektif dengan puisi yang disesuaikan dengan psikologi anak. Model pendidikan berbasis permainan tradisional jarang diperkenalkan kepada anak-anak. Mereka lebih banyak berinteraksi dengan dunia maya seperti game online, facebook dan internet.

     Penggunaan gawai yang sering dapat membuat anak menjadi antisosial dan kurang percaya diri. Banyak yang mengunci diri di kamar karena sibuk dengan ponsel dan game online. Akibatnya dapat merusak nilai kepekaan sosial, kepedulian dan empati terhadap sesama. Ketika anak terlalu sering berinteraksi dengan game online, mereka bisa menjadi egois dan keras kepala. Selain itu, unsur kekerasan dan sadisme seringkali menjadi permainan favorit anak-anak. Tentu saja, anak-anak secara tidak sadar meniru aksi permainan dan mentransfernya ke dunia nyata saat mereka bersama teman dan keluarga.

     Anak membutuhkan bantuan ekstra (pendidikan) dari orang tua untuk menghindari masalah yang dapat menyesatkan anak. Orang tua juga harus profesional dalam mengasuh anak, misalnya tidak menunjukkan kepada anak hal-hal yang sesuai dengan dunianya, seperti kekerasan fisik, karena jika tidak maka akan cepat ditiru. Usia dini merupakan usia peniruan, dan orang tua merupakan "panutan" bagi anaknya, sehingga keluarga merupakan ujung tombak perkembangan sosial-emosionalnya. Sama pentingnya untuk memberi anak kasih sayang yang tepat, tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Untuk menyediakan anak-anak dengan layanan dan cinta yang tepat dan pendidikan yang konsisten dengan perkembangan alami mereka.

     Salah satu solusi membesarkan anak di era digital adalah model parenting imun. Model parenting mandiri tangguh merupakan model pengasuhan anak yang ampuh, terutama parenting yang melibatkan penggunaan perangkat teknologi seperti gadget. Memperkuat daya tahan tubuh anak sangat penting karena orang tua tidak bisa selalu bersama anaknya. Ia bergaul dengan teman-temannya yang terkadang membawa informasi (pornografi) yang tidak sesuai dengan dirinya. Berkat model pengasuhan yang kebal dan pendekatan yang penuh kasih dan percaya diri, anak-anak memiliki filter dan kekebalan saat mereka jauh dari orang tua. Orang tua harus mengajarkan anak nilai-nilai yang dipilih sendiri, seperti informasi dan akses berita apa yang baik dan sesuai untuk anak.

     Pendidikan dan penggunaan agama dalam keluarga berperan penting dalam pendidikan imun. Bagaimana memanfaatkan waktu sholat, waktu belajar dan waktu luang dalam pergaulan. Dalam hal ini, orang tua harus mewaspadai didikan agama atau kepercayaan anak dan tidak dapat ditolerir jika anak menolak, misalnya mengaji dan mengadakan ibadah.

     Pengajaran pendidikan iman dan akhlak harus disertai dengan contoh-contoh konkrit yang dapat disaksikan dan dibawa ke dalam alam pikir anak-anak, sehingga penghayatannya dilandasi oleh kesadaran rasional. Mudah menanamkan nilai-nilai moral dan karakter melalui pengalaman penuh mengamati, menerima penjelasan dan mengalami. Orang tua termasuk dalam keluarga pahlawan yang menyukai karakter idola. Oleh karena itu, upaya mewujudkan generasi emas mudah dilakukan.

Penutup

     Saat ini, teknologi digital yang semakin maju membawa perubahan besar di dunia dan telah melahirkan banyak teknologi baru yang semakin maju. Teknologi di era digital ini membawa banyak manfaat dari berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan atau keamanan dan teknologi informasi, namun tidak dipungkiri setiap pemanfaatannya membawa tantangan. Perkembangan barang seperti televisi satelit, handphone dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global mengalami kemajuan yang begitu pesat, sedangkan pergerakan massa seperti pariwisata memungkinkan kita untuk mengalami banyak hal dari budaya yang berbeda.

     Pertumbuhan perdagangan internasional, meningkatnya pengaruh perusahaan multinasional dan dominasi organisasi seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah membuat pasar dan produksi ekonomi di berbagai negara saling bergantung.

     Meningkatkan interaksi budaya melalui perkembangan media massa (khususnya televisi, bioskop, musik dan transmisi berita dan olah raga internasional). Hari ini kita dapat mengonsumsi dan mengalami ide dan pengalaman baru tentang hal-hal yang melintasi budaya yang berbeda, misalnya di bidang mode, sastra, dan makanan.

     Perkembangan mode yang luas seperti pakaian, film, perjalanan dan pariwisata, imigrasi dari satu negara ke negara lain, acara global seperti Olimpiade dan lain-lain. Tersebarnya prinsip multikulturalisme (multikulturalisme) dan mudahnya akses seorang individu terhadap kebudayaan lain di luar dirinya. Masalah umum seperti lingkungan, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain semakin meningkat.

    Daftar pustaka

http://www.kemdiknas.go.id/ Peran Pendidikan Nasional dalam Membangun Karakter Bangsa, 28 Desember 2016.

http://www.setneg.go.id/ Membangun Karakter dan Kemandirian Bangsa, 28 Desember 2016.

http://www.yuksinau.com/2016/02/pengertian-globalisasi.html

https://wikipedia.org/wiki/Globalisasi.

Kementerian Informasi dan Telekomunikasi Republik Indonesia, UU ITE, 2008.

W Setiawan, Memanfaatkan Teknologi untuk Mendukung Penyiapan Calon Guru dalam Mengajar, Seminar Nasional Teknologio por Lernado kaj Laboro", Program Skills for Success (S2S), von Save The Children, Bandung, 14 Maret 2016

W. Setiawan, Saa de Teknologio en Lernado, Hemat Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran Siswa", Talkshow Westjava NextGent Education, Bandung, 20 Mei 2016.

W. Setiawan, Pemanfaatan Teknologi untuk Mendukung Pembelajaran di Sekolah Dasar, Seminar Nasional zum Thema Teknologio en Lernado en Elementaj Lernejoj", Kampus UPI Purwakarta, 6 Desember 2016.

W. Setiawan, Pengantar Teknologi Informasi, UPIPress, 2011.

W. Setiawan, S Hafitriani, HW Prabawa, Pendekatan Pembelajaran IPA Menggunakan Labirin Berbasis Multimedia untuk Meningkatkan Pembelajaran, AIP Conference Proceedings, 2016.

W. Setiawan, Mengembangkan jaringan pembelajaran pribadi untuk membangun e-literacy, International Journal of Computer Science, 2012. W. Setiawan, Pengembangan dan Penggunaan Cyber Learning School Community (CLSC) Apliko por Konstrui Lernan Komunumon, Jurnal Teknik dan Aplikasi Informasi, 2013. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun